Susu Formula Dapat Tingkatkan Risiko Obesitas pada Bayi

studi melaporkan, susu formula yang dikonsumsi oleh bayi kurang dari enam bulan bisa memicu risiko obesitas.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Mar 2017, 09:12 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2017, 09:12 WIB
Susu Formula Dapat Tingkatkan Risiko Obesitas pada Bayi
Susu Formula Dapat Tingkatkan Risiko Obesitas pada Bayi

Liputan6.com, Jakarta Minum susu merupakan sumber protein yang dibutuhkan untuk tubuh, terutama pada bayi. Bayi seharusnya lebih banyak menerima asupan ASI. Namun beberapa ibu yang mengalami kekeringan ASI, susu bubuk atau formua biasanya menjadi alternatif yang tepat untuk memperoleh nutrisi kepada bayi.

Sayangnya, studi melaporkan, susu formula yang dikonsumsi oleh bayi kurang dari enam bulan bisa memicu risiko obesitas.

"Bukti menunjukkan, bayi yang mengonsumsi susu formula dan mengalami kenaikan berat badan dengan cepat di awal empat bulan, cenderung mengalami obesitas," ujar Nicolas Stettler, dokter anak dari rumah sakit anak Philadelphia, seperti dilansir dari Livescience.com (6/3/2017).

Tim peneliti dari Monell Chemical Senses di Philadelphia melakukan percobaan terhadap 64 bayi dengan tinggi dan berat badan yang berbeda. Hasil yang mereka temukan mengejutkan karena terjadi perbedaan signifikan, terhadap bayi yang mengonsumsi susu formula dengan ASI.

"Hampir tujuh bulan kami mengamati bayi yang minum susu formula dari susu sapi, membuat berat bayi tersebut bertambah 2 pounds atau sekitar 0.9 kilogram daripada bayi yang mengonsumsi susu dari ASI," ungkap Julie Mennella, tim peneliti dari Monell Chemical Senses Center di Philadelphia.

Mennella menjelaskan bahwa terdapat kandungan dalam susu formula yang menyebabkan bayi terlalu banyak makan.

Walaupun penelitian tidak menjelaskan secara rinci alasan bayi yang mengonsumsi susu formula, namun ASI dinilai tidak memiliki jumlah asam amino dan sedikit laktosa di dalamnya.

Asam amino sebenarnya punya andil yang besar dalam kenaikan berat badan, dikutip dari Livestrong.

Kandungan asam amino dapat memberikan kontribusi kalori. Sedangkan asam amino yang didapatkan dari protein dapat dicerna menjadi glukosa yang dibutuhkan oleh energi. Jika jumlah asam amino dalam tubuh berlebih maka energi dapat berubah menjadi lemak.

Kenaikan berat badan yang signifikan terhadap bayi dapat berpengaruh pada kesehatan lainnya.

"Beragam penelitian menunjukkan kenaikan berat badan dalam satu tahun pertumbuhan bayi dapat mengaitkan masalah kesehatan seperti obesitas, sindrom metabolik, dan kematian," ungkap Menella.

Nicolas juga menjelaskan bahwa kenaikan berat badan dapat berpengaruh terhadap kurangnya perkembangan sistem saraf dan bahkan IQ yang lebih rendah ketika pada masa kanank-kanak atau dewasa.

"Sampai penelitian baru ditemukan untuk memberikan jawaban akan kenaikan berat badan karena susu formula, orangtua harus memperhatikan dan mengamati berat badan bayi agar mereka tidak terlalu mengalami kenaikan badan terlalu tinggi atau terlalu rendah," tutur Nicolas. (Aida Tifani)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya