Sering Diberi Antibiotik, Kesehatan Anak di Masa Depan Terancam

Para orangtua harus pahami antibiotik bukanlah solusi terbaik untuk sembuhkan anak dari penyakit.

oleh Adanti Pradita diperbarui 13 Mar 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2017, 18:00 WIB
Antibiotik anak
Para orangtua harus pahami antibiotik bukanlah solusi terbaik untuk sembuhkan anak dari penyakit.

Liputan6.com, Jakarta Di kala anak sedang mengalami gejala flu, orangtua seringkali tergoda untuk membawanya langsung ke dokter dan meminta resep antibiotik tanpa memikirkan dampaknya atau pun mencari alternatif lain.

“Kebanyakan orangtua berpikir bahwa antibiotik adalah obat paling mujarab, cepat dan efektif membasmi penyakit dalam tubuh anak. Mereka melihatnya sebagai solusi agar anak merasa lebih baik kondisinya,” kata Dr. Michael J. Smith, seorang dokter yang mengajar di University of Louisville, seperti dikutip dari USA Today, Senin (13/3/2017).

Smith menjelaskan bahwa sebetulnya anak kecil sama sekali tidak membutuhkan antibiotik untuk menyembuhkan sakit apa pun yang dialaminya, terkecuali yang sudah berskala parah sampai membutuhkan bantuan medis.

“Kalau sakitnya tergolong normal sebetulnya tidak perlu antibiotik karena tidak ada keuntungannya sama sekali,” tambahnya.

Antibiotik merupakan obat khusus yang ditargetkan untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sementara kondisi atau penyakit yang dialami anak kecil umumnya dipicu oleh virus yang sudah ada di sekitar secara alami.

Antibiotik bukan untuk virus tapi bakteri

Virus-virus ini tidak akan memberikan respon terhadap antibiotik yang diberikan lantaran tidak selalu berbentuk bakteri.

“Terutama untuk sakit flu seperti pilek, batuk dan sakit tenggorokan, antibiotik sama sekali tidak berguna,” ujar Smith yang juga merupakan spesialis penyakit infeksi pada anak.

U.S Centers for Disease Control and Prevention turut menambahkan, “flu, sinusitis, bronkitis, infeksi telinga dan penyakit THT lainnya disebabkan oleh virus yang tidak bisa dilawan dengan jenis antibiotik apa pun.”

Terlebih, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2014 lalu menemukan bahwa lebih dari sebelas juta resep antibiotik diberikan kepada orangtua untuk anaknya yang sedang sakit setiap tahunnya. Sebagian besar terbukti tidak memerlukannya namun terpaksa mengonsumsinya lantaran dianjurkan dokter.

Membiarkan anak mengonsumsi antibiotik yang tidak berguna tidak hanya membuat anak tersiksa lantaran harus melalui efek samping seperti diare dan alergi, namun juga mengancam kesehatannya di masa depan.

Keseringan diberikan antibiotik akan membuat tubuhnya menjadi kebal akan antibiotik dan jenis obat lainnya suatu hari nanti. Ketika ia sakit parah, sang anak akan kesulitan menemukan obat yang tepat untuk mengatasinya lantaran semua obat tidak ada yang bisa bekerja efektif dalam tubuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya