Liputan6.com, Jakarta Program Sekolah Ramah Anak yang mulai diterapkan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan mampu menekan atau mencegah aksi kekerasan yang menimpa maupun yang dilakukan siswa sekolah.
"Sekolah menjadikan program Sekolah Ramah Anak (SRA) untuk melakukan pendekatan dan membangun karakter siswa jauh dari budaya kekerasan baik fisik, kekerasan verbal maupun seksual," kata Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Berbah, Sleman Sri Handayani, seperti dikutip dari Antara, Kamis (16/3/2017).
Baca Juga
Menurut dia, SRA merupakan program yang diharapkan bisa mendorong terbangunnya proses belajar mengajar yang aman, nyaman dan menyenangkan. Sehingga kegiatan tersebut melibatkan seluruh pemangku kepentingan sekolah seperti guru, siswa, komite sekolah, termasuk orang tua siswa.
Advertisement
"Kami coba menciptakan suasana belajar mengajar yang nyaman sehingga siswa bisa belajar dengan baik dan optimal di sekolah. Tidak hanya hubungan antara siswa dan guru, tetapi juga siswa dengan siswa lainnya. Sehingga tidak ada lagi unsur kekerasan seperti 'bullying' atau 'klithih' yang sudah sangat meresahkan," katanya.
Ia mengatakan, jika budaya belajar yang dibangun di sekolah bisa berjalan baik dimungkinkan siswa tidak akan mendekati atau terlibat dengan kegiatan yang berbau kekerasan.
"Komunikasi yang terbangun antar siswa ataupun antara siswa dengan guru terbangun secara kekeluargaan," katanya.
Staf Bidang Perlindungan Anak, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Sleman Agnes Kurniati mengatakan, SRA sudah digulirkan di Sleman sejak tahun lalu.
"Tahun ini ada sembilan sekolah yang ditunjuk untuk memulai program tersebut dimana salah satunya yang ditunjuk adalah SMP Negeri 3 Berbah," katanya.
Ia mengatakan, secara bertahap seluruh sekolah di Sleman yakni jenjang SD dan SMP akan menjalankan program sekolah ramah anak tersebut.
"Harapannya semakin banyak SRA di Sleman, sehingga kenakalan remaja bisa dihilangkan," katanya.
Menurut dia, dalam program ini seluruh elemen pembentuk sekolah dilibatkan termasuk orang tua. "Perhatian dari orang tua di rumah, guru di sekolah diharapkan bisa membantu para siswa untuk tidak terbawa pada arus tren negatif yang banyak terjadi di tengah masyarakat," katanya.