Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit pasien mag yang sulit menjalankan ibadah puasa karena keluhan pada lambung dan ulu hatinya. Namun, bukan berarti mag membuat Anda tidak bisa berpuasa sama sekali.
Baca Juga
Advertisement
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Ari Fahrial Syam, menjelaskan, dengan memperhatikan pola makan dan jenis makanan yang disantap selama sahur dan berbuka puasa, orang yang memiliki penyakit mag masih bisa menjalankan rukun Islam ke-4.
Meski pada minggu-minggu pertama perut akan terasa sakit, tapi menurut Ari kondisi tersebut sangat normal.
"Wajar di seminggu pertama perut akan begah dan tidak terasa nyaman, karena dia sedang adaptasi," ujar Ari saat memberi paparan dalam seminar Kiat Sukses Puasa Ramadhan Tanpa Gangguan Pencernaan di RSCM Kencana, Jumat (12/5/2017).
Pada saat berpuasa, terutama setelah enam sampai delapan jam perut kosong akan terjadi peningkatan asam lambung yang dapat menyebabkan gejala mag.
Namun, kata Ari, pasien mag yang berpuasa tidak akan mengalami kesakitan pada lambung dan ulu hati, karena puasa justru membuat pasien menjalankan pola makan yang lebih teratur.
"Keluhan sakit mag yang timbul pada pasien biasanya akibat ketidakteraturan makan, konsumsi camilan berlemak, asam, dan pedas sepanjang hari, minuman bersoda, kopi juga merokok ditambah stres," ujarnya.
Sementara saat puasa, pasien mag hanya bisa makan dua kali sehingga kebiasaan yang memicu magnya jadi berkurang. Namun, Ari menekankan agar pasien mag tetap mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter pribadi saat sahur.
"Obatnya harus diminum saat sahur dan hindari makanan yang memicu asam lambung tadi, seperti makanan berlemak dan gorengan," ujar Ari.