Liputan6.com, Jakarta Data Kementerian Kesehatan di 2016 menyebutkan lebih dari 60 persen pasien tuberkulosis (TB) adalah pria. Belum diketahui secara pasti alasannya, diprediksi karena mobilitas pria lebih tinggi dibanding wanita.
"Bila dilihat, faktor risiko TB memang karena pria lebih memiliki mobilitas tinggi. Aktivitas (di luar ruangan) lebih banyak dilakukan pria. Namun, faktor ini perlu diselidiki lagi," kata Kepala Sub Direktorat Tuberkulosis Kementerian Kesehatan RI, Asik Surya di Jakarta Minggu (1/10/2017).
Baca Juga
Faktor kedua, pria yang sering berada di luar rumah juga lebih mudah mendapatkan akses ke puskesmas atau rumah sakit. "Sementara wanita tidak. Jika ada keluhan misalnya batuk dalam waktu lama, wanita cenderung 'tangguh' dengan mengatakan, 'Ah, belum parah'. Sehingga tidak langsung pergi ke layanan kesehatan," disampaikan Ketua Pokja DOTS dan TB MDR RSUP Persahabatan, Erlina Burhan di kesempatan yang sama.
Advertisement
TB merupakan penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Saat seseorang dengan TB bersin atau batuk, kuman bisa masuk ke saluran pernapasan. Saat daya tahan tubuh rendah, kuman TB di dalam tubuhnya 'bangun', lalu jumlahnya bertambah banyak hingga menyebabkan sakit TB.
Penyakit ini merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia, setelah HIV. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2014, kasus TB di Indonesia mencapai 1.000.000 kasus dan jumlah kematian akibat TB diperkirakan 110.000 kasus setiap tahunnya.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â