Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tidak gemar main game? Sebagian orang menyukainya, bahkan hingga kecanduan. Disaat kita merasa bosan, game menjadi pilihan kita untuk menghilangkan rasa bosan dan stres. Namun, bermain game secara terus-terusan juga dapat berdampak pada kesehatan mata.
Seorang wanita muda yang berasal dari Dongguang, China, kehilangan penglihatan pada mata kanannya setelah kecanduan bermain game di telepon genggam miliknya.
Baca Juga
Menurut laporan media China, Xiao Wu (bukan nama sebenarnya) dikatakan telah memainkan permainan populer yang disebut King of Glory sebelum dia dilaporkan buta. Insiden tersebut terjadi pada Hari Libur Nasional di China pada 1 Oktober.
Advertisement
Keesokan harinya dia dirawat di Rumah Sakit Mata Donggiang Huaxia, di mana dokter mendiagnosisnya dengan oklusi arteri retina, kehilangan penglihatan monokular tanpa rasa sakit. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang tua dan tidak dapat diubah, sehingga mengakibatkan kebutaan permanen.
Teman-temannya mengatakan, dia terobsesi dengan permainan tersebut dan akan main game tujuh sampai delapan jam setiap hari. Wu bahkan melewatkan tidur agar bisa terus bermain game.
Ketika dia mengangkat telepon setelah makan malam untuk melanjutkan permainan, dia mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres di mata kanannya. Setelah semalaman matanya terganggu, dia segera dibawa ke kota untuk perawatan medis keesokan harinya.
Dia mengaku bangun jam enam pagi dan mulai bermain game setelah sarapan sampai sekitar jam empat sore. Siang hari dia akan beristirahat sebentar dan lanjut bermain game sampai jam satu atau dua pagi.
"Terkadang saya lupa waktu, saya tidak makan bahkan saat orang tua saya meminta," kata Xiao Wu. Orang tuanya telah mencoba membujuknya untuk meletakkan teleponnya dan bahkan memperingatkannya nanti bisa "menjadi buta".
"Sekarang saya merasa takut dan menyesal karena tidak mendengarkan mereka," tambahnya.
Para dokter yang merawatnya di rumah sakit menyatakan adanya keletihan berlebihan yang disebabkan mata. Kerusakan mata bisa terjadi dari menatap layar komputer atau smartphone berjam-jam secara terus-menerus. (Michelle Tania)