Liputan6.com, Jakarta Bayi kembar siam berkepala dua di Kecamatan Tapanian Nauli IV, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara yang lahir Rabu (4/10), dikabarkan meninggal dalam perjalanan ke puskesmas terdekat sesaat pasca lahir.
Sekretaris Camat Tapian Nauli, Kaspir Hutagalung, yang dikonfirmasi Jumat, membenarkan berita itu karena pihak keluarga bayi datang ke kantor camat untuk mengurus surat miskin dan juga surat kematian.
Advertisement
"Kalau tidak salah antara pukul 12-13 WIB Rabu siang, ibu korban ditolong tim medis Puskesmas Poriaha. Hanya saja, nyawa bayi kembar siam berkepala dua atau kembar dempet itu tidak terselematkan lagi," katanya.
Jarak tempuh dan telatnya dilarikan ke puskesmas yang berjarak sekitar empat kilometer, membuat buah hati pasangan Rulla Sitompul dan Resnawati Situmeang itu tidak tertolong dan diperkirakan sudah meninggal dalam perjalanan.
"Pihak Puskesmas sudah menanganinya, hanya saja sesuai laporan dari pihak Puskesmas bayi sudah meninggal di dalam. Dengan pertolongan tim medis yang dipimpin dokter puskesmas, akhirnya bayi malang itu bisa dikeluarkan secara normal tanpa operasi.
Pasca meninggalnya bayi itu pihak Puskesmas Poriaha sudah menyampaikan keterangan dan kronologi pertolongan sebagaimana disampaikan dr Hot Parulian Sihombing, bidan penanggungjawab persalinan, Rotua Sirait, dan pendamping persalinan, Zulfa.
Menurut keterangan tim medis, setelah pasien tiba di Puskesmas Poriaha dengan kondisi satu kepala bayi sudah keluar, melihat kondisi itu tim medis berusaha menolong si bayi dan ibunya dengan mengeluarkan bayi.
"Bayi keluar dengan kondisi kembar siam, dan satu kepala bayi sudah membiru akibat kelainan bawaan dan sudah sudah meninggal. Kondisinya satu badan dua kepala, tangannya ada empat, kaki dua, lahir dengan berat 3.800 gram secara normal dengan kondisi ibu bayi dalam keadaan baik," katanya.