Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Simak Penjelasan Pakar, Sebelum Bersihkan Miss V dengan Mentimun

Ginekolog Kanada ini mengatakan membersihkan vagina dengan mentimun lebih banyak ruginya ketimbang untungnya.

oleh Melly Febrida diperbarui 14 Okt 2017, 22:00 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2017, 22:00 WIB
'Mentimun Pembunuh' Menyebarkan Wabah di AS
Sebuah mentimun disinyalir menjadi media penyebaran virus salmonella yang memakan 285 korban jiwa di berbagai negara bagian AS.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah terapis kesehatan alternatif sering merekomendasikan para wanita agar menggunakan mentimun untuk membersihkan area vagina alias Miss V. Benarkah itu aman? Belakangan, dokter menyatakan cara tersebut salah.

Tren aneh yang dijuluki facial vagina itu menggunakan mentimun dingin yang sudah dikupas. Mentimun kemudian dimasukkan ke dalam vagina dan memutarnya selama sekitar 20 menit.

Beberapa bahkan menyarankan untuk tidur dengan mentimun di dalam organ intimnya. Cara tersebut karena mentimun dianggap memiliki kandungan vitamin tinggi yang bisa membersihkan serta mempertahankan aroma yang menyenangkan untuk Miss V. Bahkan bisa menangkal infeksi menular seksual.

Tapi dokter manapun mengatakan cara itu salah. Faktanya, vagina bisa membersihkan diri sendiri sehingga tidak memerlukan bantuan ekstra untuk menjaga agar tetap segar.

Menggunakan mentimun sebagai douche alami sebenarnya bisa membuat wanita lebih berisiko terkena infeksi seperti gonore dan bahkan HIV, karena mengganggu keseimbangan pH alami organ intim wanita.

Dr. Jen Gunter, seorang Ginekolog Kanada, memeringatkan agar wanita tidak melakukan praktik mentimun tersebut. Dia mengatakan membersihkan vagina dengan mentimun lebih banyak ruginya ketimbang untungnya.

"Vagina tidak kotor. Studi demi studi memberi tahu kita bahwa douching, cleanses, steams, cuka, produk penyeimbangan pH, lidah buaya, koloid perak, bawang putih atau apapun yang dipakai sebagai minyak ke vagina sebaiknya tidak dilakukan karena berpotensi nyata untuk melukai bakteri yang baik atau mengganggu permukaan mukosa," jelasnya seperti dilansir dari NewYorkPost, Sabtu (14/10/2017).

Ginekolog tersebut menambahkan, dengan merusak lactobacilli dan mukosa, upaya membersihkan vagina meningkatkan risiko tertular gonore atau HIV, jika dia terpapar.

"Itu juga akan menyebabkan bau," sambung Gunter.

Semua jenis jamur dan hal lain pada sayuran bisa berkembang dengan subur di organ intim wanita.

"Mungkin sebaiknya Anda tidak mengenalkan objek dengan mikroorganisme tanaman yang tidak diketahui ke dalam vagina," sarannya.

 

Simak juga video menarik berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya