Liputan6.com, Jakarta Vagina bisa membersihkan dirinya sendiri. Namun, tak sedikit wanita yang menggunakan berbagai bahan untuk kebersihan organ intim tersebut. Bahkan, kini ada tren wanita percaya penggunaan cuka apel bisa membuat vaginanya rapat lagi.
Advertisement
Data yang mengkhawatirkan terkuak dari laman EliteDaily dan acara televisi The Doctors yang mengungkapkan penggunaan cuka apel untuk mengencangkan vagina mereka.
Penggemar metode ini mengklaim cuka apel mengencangkan vagina, menyusutkan vulva, dan membersihkan dinding serviks.
Cuka apel baru-baru ini menjadi berita utama saat Victoria Beckham mengungkapkan dia meminumnya setiap hari dengan alasan kesehatan, tapi tidak ada bukti cairan tersebut bisa mengencangkan vagina.
Sebenarnya itu sama sekali tidak efektif dan sangat berbahaya.
Vagina membersihkan diri sendiri, dan memasukkan apa pun ke dalamnya bisa mengganggu keseimbangan pH. Bahkan penggunaan sabun dan produk kebersihan lainnya di area intim bisa menyebabkan ketidakseimbangan bakteri dan bisa berakibat pada infeksi.
Douching, yakni praktik menyemprotkan air atau cairan ke dalam vagina dapat meningkatkan risiko tertular human papilloma virus (HPV) manusia, yang kadang-kadang dapat menyebabkan kanker. Jadi, bisa dibayangkan apa yang terjadi jika cairan asam tinggi masuk ke dalamnya.
NHS memberi saran kepada wanita untuk tidak melakukan douching sepenuhnya, karena hal itu juga dapat membuat vagina lebih rentan terhadap infeksi dan pembengkakan.
"Menempatkan cuka apel di vagina, Anda bukan hanya akan terasa tidak nyaman, melainkan juga berpotensi menyebabkan kerusakan dan mengganggu flora alami vagina," kata Profesor Linda Cardozo, juru bicara Royal College of Obstetricians and Gynecologists (RCOG), mengatakan kepada Metro.Â
Â
Saksikan juga video berikut:Â
Â
Tak hanya cuka apel
Cuka apel bukanlah satu-satunya zat berbahaya yang digunakan wanita pada organ intim mereka. Remaja dan wanita muda diketahui merendam tampon dalam alkohol dan memasukkannya ke dalam vagina, melansir laman Daily Star, Jumat (27/10/2017).
Akan tetapi, praktiknya sangat berbahaya dan orang-orang yang berpartisipasi berisiko mengalami komplikasi kesehatan serius.
Dr Toli Onon, juru bicara Royal College of Obstetricians and Gynecologists (RCOG), mengatakan, "RCOG sangat menyarankan agar tidak menggunakan tampon yang direndam dalam alkohol apa pun. Alkohol adalah antiseptik dan mengganggu keseimbangan bakteri 'baik' di dalam vagina, dengan cara ini dapat meningkatkan risiko infeksi, seperti bakteri vaginosis atau ruam."
Menurutnya, alkohol juga bisa sangat mengiritasi kulit vagina, dan bisa menyebabkan rasa sakit dan peradangan yang menyengat.
"Siapa pun yang khawatir dengan iritasi atau gatal pada vagina, harus meminta saran dari dokter umum atau apoteker mereka karena mereka mungkin memiliki infeksi yang memerlukan perawatan."
Advertisement