Selamat Hari Pahlawan, Bagaimana Cara Bahas Perang dengan Anak?

Hari Pahlawan 10 November diperingati setelah Pertempuran Surabaya, perang pertama melawan asing setelah Indonesia merdeka.

oleh Nilam Suri diperbarui 10 Nov 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2017, 12:30 WIB
Begini Cara Kids Zaman Now Meneladani Semangat di Hari Pahlawan
Hari Pahlawan 10 November diperingati setelah Pertempuran Surabaya, perang pertama melawan asing setelah Indonesia merdeka.

Liputan6.com, Jakarta Ada satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari peringatan Hari Pahlawan, yang jatuh hari ini, 10 November, yaitu pertempuran yang melandasinya.

Hari Pahlawan 10 November dipilih, untuk mengenang Pertempuran Surabaya yang dimulai pada tanggal 10 November 1945, antara pejuang Indonesia melawan pasukan Inggris.

Pertempuran Surabaya berlangsung selama berminggu-minggu dan memakan ribuan korban jiwa, baik tentara maupun sipil. Pertempuran ini adalah pertempuan perang pertama pasukan Indonesia melawan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Pertempuran Surabaya juga salah satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia, dan dijadikan simbol nasional perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Lantas, saat berbicara pada anak tentang Hari Pahlawan dan kejadian yang mendasarinya, apa yang bisa orangtua jelaskan pada sang Buah Hati?

Berbicara tentang perang memang tidak akan pernah menjadi hal mudah. Apalagi, sampai sekarang masih terjadi perang di berbagai negara lain, seperti Israel-Palestina yang mungkin akan sampai ke telinga anak.

Lantas apa yang perlu disampaikan oleh orangtua?

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

 

1. Kekerasan bukan pilihan

[Bintang] Hari pahlawan
Dua anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Dalijan dan Kawit akhrnya bisa mewujudkan mimpinya kembali ke Jakarta. (Foto: Istimewa)

Mengutip Learning Peace, orangtua perlu memastikan anak tahu, kalau kekerasan bukanlah pilihan, tapi sesuatu yang tak bisa dihindari.

Filsuf Norman Cousins mengatakan, "Perang adalah ciptaan dari pikiran manusia. Pikiran manusia juga bisa menciptakan perdamaian."

2. Perang bukan satu-satunya pilihan

Anak harus tahu, kalau perang bukanlah satu-satunya pilihan. Ingatkan anak bahwa sepanjang sejarah manusia, lebih banyak perdamaian yang terjadi dibanding perang.

Manusia selalu berhasil menemukan cara untuk bisa hidup bersama. Dan bahkan walaupun sempat berperang, negara-negara yang pernah bermusuhan telah belajar bagaimana caranya hidup berdampingan.

3. Biarkan anak menyampaikan ketakutan mereka

[Bintang] Hari pahlawan
Dalijan dan Kawit berkesempatan melepaskan rindunya pada ibu kota dengan mengunjungi Jakarta. (Sumber Foto: Istimewa)

Berita dan cerita tentang perang bisa saja membuat anak merasa takut. Bahkan, tak sedikit anak-anak yang merasa perdamaian dunia adalah sesuatu yang mustahil.

Jika anak Anda termasuk salah satu di antaranya, atau dia berpikir bahwa perang adalah satu-satunya jalan, biarkan dia mengungkapkan perasaannya. Lalu tanya, apa menurutnya yang bisa memicu perdamaian.

4. Bagaimana jika diserang negara lain?

Indonesia memiliki catatan panjang pernah berada di bawah penjajah. Jika hal ini menghantui anak, dan membuatnya takut akan serangan negara lain, beri jawaban yang bisa menenangkannya.

Jelaskan pada anak, sekarang Indonesia sudah bekerja dengan banyak negara, termasuk Belanda, Jepang, dan Inggris, dan sudah tidak bermusuhan lagi.

Tak ada salahnya juga untuk memberi tahu anak tentang adanya Perserikatan Bangsa-bangsa, yang dibentuk untuk memastikan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, bisa hidup dalam damai.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya