Liputan6.com, Jakarta Mengobati penyakit gusi secara rutin dapat membantu menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi, menurut sebuah penelitian baru.
Penelitian tersebut melibatkan 107 wanita dan pria China, berusia 18 tahun ke atas, yang memiliki pra-hipertensi (tekanan darah pada tingkat akhir yang normal) dan penyakit gusi sedang sampai berat. Setengah dari mereka mendapat perawatan intensif untuk penyakit gusi, dan setengahnya lagi mendapat pengobatan standar.
Baca Juga
Pengobatan standar mencakup instruksi kebersihan mulut dasar dan pembersihan gigi dengan pemindahan plak di atas garis gusi. Pengobatan intensif termasuk perawatan standar serta pembersihan ke akar gigi, perawatan antibiotik dan pengangkatan gigi, jika perlu.
Advertisement
Hasil penelitian menunjukkan, satu bulan setelah pengobatan penyakit gusi, tekanan darah sistolik (angka teratas dalam pembacaan) 3 poin lebih rendah pada kelompok perlakuan intensif dibandingkan kelompok perlakuan standar. Tidak ada perbedaan tekanan darah diastolik (angka terbawah).
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Jurnal peer-review
Tiga bulan setelah perawatan, tekanan darah sistolik hampir 8 poin lebih rendah dan tekanan diastolik hampir 4 poin lebih rendah pada kelompok perlakuan intensif. Enam bulan setelah perawatan, tekanan darah sistolik hampir 13 poin dan tekanan darah diastolik hampir 10 poin lebih rendah pada kelompok perlakuan intensif.
Temuan ini dijadwalkan untuk dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Heart Association (AHA), di Anaheim, California.
"Studi ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa intervensi periodontal intensif saja dapat mengurangi tingkat tekanan darah, menghambat peradangan dan memperbaiki fungsi endotel," kata penulis utama Dr. Jun Tao dalam sebuah rilis berita AHA, dikutip dari Webmd.
Sekitar satu dari setiap tiga orang dewasa di Amerika Serikat-- hampir 75 juta orang - memiliki tekanan darah tinggi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama serangan jantung dan stroke.
Penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan ini harus dianggap pendahuluan dulu sampai diterbitkan dalam jurnal peer-review.
Advertisement