Liputan6.com, Jakarta Telah berpulang kepada Tuhan bayi lucu yang memikat hati banyak orang di Instagram, Adam Fabumi Kamaludin. Bayi yang lahir pada 24 April 2017 ini meninggal dunia pada Rabu 22 November 2017.
"Innalillahi Wainnaillahi Rajiun... Telah berpulang ke rahmatullah, Ketua geng komplek jagoan kita, Adam Fabumi Kamaludin. Pukul 15.35 WIB," begitu seperti disampaikan lewat Instagram Stories @adamfabumi.
Baca Juga
Jenazah bayi Adam akan dikebumikan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan, sehari sesudah Adam meninggal. Tepatnya pada Kamis, 23 November 2017 bakda Zuhur.
Advertisement
Kisah Adam mulai mencuat lewat media sosial Instagram dengan akun @adamfabumi yang sudah memiliki lebih dari 170 ribu pengikut. Sejak masih dalam kandungan dokter mendiagnosis Adam mengalami Dandy Walker Syndrome. Ini adalah penyakit langka yang mengganggu perkembangan otak bayi karena tidak terbentuknya saluran pembuangan otak dalam kepala. Kondisi ini terjadi pada satu dari setiap 10.000 - 30.000 kelahiran.
Sekitar 70-90 persen penderita Dandy Walker Syndrome, seperti bayi Adam Fabumi akan disertai dengan hidrosefalus atau pembesaran kepala.
Didiagnosis Trisomi 13, Apa itu?
Usai Adam lahir, bocah mungil ini langsung dimasukkan ke NICU. Setelah beberapa minggu di NICU dokter meminta untuk dilakukan pemeriksaan kromosom.
"Beberapa minggu di NICU, kan anaknya (Adam) langsung masuk NICU waktu pas lahir, si dokternya bilang 'Kayaknya cek kromosom deh, karena kok kayaknya kelainan bawaannya lumayan banyak'," kata Ratih saat diwawancarai dalam tayangan Liputan6 Siang beberapa saat lalu.
Rupanya ditemukan bahwa Adam juga mengalami Trisomi 13 atau Sindrom Patau. Mereka yang memiliki kondisi Trisomi 13 pada umumnya mempunyai kelainan jantung, saraf otak, dan beberapa kelainan lain.
Mengutip laman WebMD, ini adalah kelainan kromosom langka yang membuat semua atau sebagian kromosom 13 muncul tiga kali dan bukan dua kali di dalam tubuh.
Kondisi ini umumnya tidak disebabkan oleh virus ataupun keturunan. Kondisi ini disebabkan secara spontan pada proses pembelahan sel.
"Waktu didiagnosis Trisomi 13, dokter mengatakan hidupnya enggak lebih dari setahun. Kita sekaget itu, sesedih itu," kata Ratih lagi.
Namun, hal itu tak menyurutkan semangat Ratih dan suaminya, Ludi, berjuang yang terbaik untuk anak. "Kita di sini harus menerima apa pun yang diberikan oleh Allah, harus berusaha sekuat mungkin memperjuangkan titipan Allah ini buat kita," kata Ludi.
Dan kini, bocah yang kerap disapa jagoan komplek ini pun sudah bahagia di atas sana.
Saksikan video berikut ini:
Advertisement