Liputan6.com, Jerman Penelitian baru di Eropa mengungkapkan, wanita yang pernah terkena serangan jantung lebih cepat meninggal dibandingkan pria yang mengalami hal serupa.
Baca Juga
Advertisement
Peneliti Technical University of Munich (TUM) Jerman menganalisis data 4.100 pasien. Hasil temuan yang dipublikasikan secara daring di jurnal PLOS ONE ini mengungkapkan, dalam kurun waktu setahun, wanita yang pernah mengalami sakit jantung, 1,5 kali lipat meninggal lebih cepat ketimbang pria.
Tim peneliti sekarang mendesak dokter agar memberikan dukungan intensif kepada pasien wanita yang mengalami serangan jantung, terutama pada 365 hari pertama setelah kejadian tersebut.
"Dokter keluarga harusnya sangat menyadari, wanita yang terkena serangan jantung perlu diberi dukungan. Terutama bila ada tanda-tanda depresi, dokter keluarga harus waspada," ungkap peneliti Prof Georg Schmidt, dikutip dari CTV News, Jumat (24/11/2017).
Tanda-tanda depresi juga perlu diperhatikan, karena kondisi ini bisa memicu serangan jantung. Ini demi mengarahkan pasien mendapatkan perawatan sesegera mungkin.
Simak video menarik berikut:
Penyempitan pembuluh darah
Ada berbagai penyebab serangan jantung. Salah satunya adalah adanya penyempitan pembuluh darah yang bisa melebar secara mudah.
Namun, penyebab yang lebih utama, wanita lebih sering menderita penyakit arteri koroner yang melebar, yang mungkin tidak ditangani dengan prosedur pembedahan.
Gejala khas serangan jantung pada wanita juga lebih khas, seperti nyeri leher atau rahang. Bahkan, serangan jantung kadang-kadang terjadi tanpa tanda atau gejala yang jelas sama sekali.
Advertisement