Liputan6.com, Jakarta Menurut dokter spesialis paru-paru Erlina Burhan, penggunaan aplikasi Sembuh TB pada pasien Tuberkulosis (TB) paru akan membuka pikiran mereka yang tidak mau melakukan pengobatan akibat adanya stigma yang salah.
"Enggannya penderita TB untuk berobat dengan benar karena banyak hal, seperti malu untuk berobat, juga karena adanya stigma yang salah di benak masyarakat Indonesia saat ini. Misalnya, pola pikir bahwa penyakit TB tidak bisa disembuhkan, penyakit menular sehingga merasa dikucilkan. Di sisi lain, kurang disiplinnya pasien TB yang sedang melakukan pengobatan menjadikan penderita TB sulit sembuh. Padahal, untuk semua pasien yang teridentifikasi TB, diharuskan minum obat selama enam bulan secara rutin hingga sembuh," kata dr. Erlina di acara launching aplikasi Sembuh TB pada Sabtu (9/12/2017) di Hotel The Park Lane, Jakarta Pusat.
Baca Juga
Lebih lanjut dia menjelaskan, aplikasi ini akan sangat berguna bagi pasien TB paru. Selain untuk mengingatkan minum obat, aplikasi ini diharapkan juga bisa membangun kesadaran masyarakat yang terinfeksi TB paru untuk memulai pengobatan serta melanjutkan pengobatan bagi pasien yang pengobatannya terhenti.
Advertisement
"Salah satu upaya kita meningkatkan upaya kesembuhan ini membuat pasiennya berobat sampai selesai, jangan sampai sudah resisten malahan putus berobat. Salah satunya caranya kita bantu dengan aplikasi Sembuh TB, aplikasi ini membantu pasien berobat sampai selesai karena dia diingatkan terus dan ada unsur edukasi di dalam aplikasi itu," kata dr Erlina yang mengaku telah menguji coba aplikasi tersebut pada pasiennya di RSUP Persahabatan.
Aplikasi Sembuh TB merupakan bentuk kepedulian Otsuka Indonesia terhadap pasien Tuberkulosis (TB). Aplikasi yang akan diluncurkan pada akhir Desember 2017 ini dapat diunduh di playstore secara gratis.
Saksikan video menarik berikut :
Aplikasi Sembuh TB
Bussiness and Scientific Development TB Project Otsuka dr. Yoesrianto Tahir menjelaskan, aplikasi Sembuh TB memiliki tiga fitur utama bagi pasien.
"Aplikasi ini sebagai pengingat untuk minum obat. Fitur utamanya alarm yang akan bunyi setiap hari sesuai dengan yang di-save sama pasiennya saat minum obat dan mengingatkan selama enam bulan. Jadi sebagai pengingat dan sebagai alat motivasi juga pasien supaya minum obat sampai sembuh. Selain itu, ada video edukasinya juga," kata dr. Yoes saat ditemui di acara tersebut.
Lebih lanjut dia menjelaskan, "Ketika berobat, pasien biasanya dikasih tahu misalnya pagi minum obat jam 09.00 atau misalkan jam 10.00, dia sudah tahu. Jadi di-set sekali saja saat pertama kali memasukkan data, habis itu selama enam bulan dia akan bunyi setiap hari secara otomatis."
Untuk menggunakan aplikasi tersebut, dr. Yoes menjelaskan langkah-langkahnya. "Pasien bisa download langsung di Playstore. Selanjutnya yang dibutuhkan yaitu masukkan nama, tanggal mulai pengobatan dan jam mulai pengobatan. Begitu bunyi dia minum obat dan bisa di-checklist bahwa dia minum obat," lanjut dia.
Menurut dr Yoes, jika pasien tidak men-checklist, keesokannya dia akan diingatkan lagi bahwa pasien tersebut belum minum obat
"Jadi dia akan diingatkan terus menerus sampai dia men-checklist," pungkasnya.
Advertisement