Liputan6.com, Jakarta Ternyata, kesulitan menahan pipis tak hanya terjadi pada kaum lanjut usia. Dewasa pun dapat terkena kondisi inkontinensia urin atau awam menyebutnya mengompol.
"Inkontinensia urine adalah salah satu gangguan dalam sistem urine, yaitu kesulitan dalam menahan buang air kecil. Gangguan urine ini disebabkan oleh melemahnya otot-otot kandung kemih," ujar dr. Firtantyo Adi Syahputra, SpU dari Klikdokter.com.
Baca Juga
Dokter dengan spesialis urologi lulusan FKUI ini menambahkan, kesulitan menahan pipis dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan dengan rentang umur anak-anak hingga dewasa.
Advertisement
Tampil sebagai pembicara ahli pada acara kampanye edukasi bertajuk "Untuk Orang Tua Berikanlah yang Terbaik" di Mawar Room, Balai Kartini, Jakarta, Rabu (20/12/2017), dr. Firtantyo mengatakan lebih dari 200 juta penduduk dunia mengalami inkontinensia urine.
"Dari angka tersebut, 22 persen di antaranya adalah lansia atau lanjut usia. Semakin tua seseorang lebih mudah alami inkontinensia urine," imbuhnya.
Kampanye edukasi "Untuk Orang Tua Berikanlah yang Terbaik" merupakan bagian dari rangkaian acara yang diselenggarakan oleh popok dewasa Confidence. Dalam kesempatan yang sama, Confidence mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia untuk "Testimoni Terbanyak Kenyamanan Pemakaian Popok Dewasa".
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Jaya Suprana yang juga merupakan pendiri MURI.Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:Â
Â
Penyebab inkontinensia urine
Selama acara kampanye edukasi, dr. Firtantyo Adi Syahputra, SpU menjawab sejumlah pertanyaan berikut.
Apa penyebab inkontinensia urine?
Risiko terbesar inkontinensia urine pada wanita terjadi karena kehamilan, kegemukan, dan masa menopouse. Pada wanita yang memiliki banyak anak dan yang setelah melahirkan dapat terpapar ini.
Sedangkan pada pria, perbesaran saluran prostat, kebiasaan merokok, trauma atau cedera saluran kemih akibat benturan menjadi sebab dari inkontinesia urine. Sedangkan pada lansia, inkontinensia urine menyertai penderita penyakit kencing manis, dan infeksi saluran kemih.
Â
Advertisement
Dampak inkontinensia urine
Apa dampak inkontinensia urine?
Mengganggu aktivitas. Berdasarkan riset, 70 persen yang mengalamai inkontinensia urine menjadi malas berpergian jauh. Bagi wanita menjadi merasa malu dan tidak percaya diri. Bagi pasangan yang sudah menikah, inkontinesia urin dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga. Karena secara psikologis membuat minder dan mudah tersinggung.Â
Secara langsung, inkontinensia urine tidak menyebabkan kematian.
Deteksi inkontinensia urine pada dewasa dan lansia
Apa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi inkontinensia urine pada dewasa dan lansia?
Yang jelas dokter akan melakukan pemeriksaan urine. Dilanjutkan dengan analisis urine di laboratorium. Dokter juga memberikan catatan berkemih yang harus diisi selama beberapa hari.
Advertisement
Orang dengan inkontinensia urine harus lakukan apa?
Menurut dokter, apa yang bisa dilakukan oleh orang yang mengalami inkontinensia urine ini?
Ini sebenarnya bukan penyakit, tapi dapat menjadi penanda sejumlah penyakit. Untuk pencegahan kurangi konsumi zat-zat yang cenderung membuat kencing lebih banyak seperti soda, kopi dan teh.
Perbanyak juga aktivitas fisik dan olahraga. Lakukan juga senam penguatan otot panggul. Dalam kondisi tertentu, dokter akan meresepkan obat-obatan yang bertujuan memperlama jarak antar kencing.
Cegah inkontinensia urine pada orang muda
Bagaimana pencegahan inkontinensia urine untuk orang muda?
Memang faktor resiko tertinggi pada orang muda adalah obesitas atau kegemukan. Jadi perbanyak aktivitas fisik.
Kedua, perbanyak konsumsi air putih 2-3 liter terakhir agar ginjal tidak bekerja berat.
(Mulyono Sri Hutomo)
Advertisement