Pakar Susuk KB Indonesia yang Mendunia, Biran Affandi Meninggal

Prof Dr dr Biran Affandi SpOG(K), sosok penting dalam pengembangan susuk KB di Indonesia, meninggal dunia.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 01 Feb 2018, 12:16 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2018, 12:16 WIB
Prof. Dr. dr. Biran Affandi SpOG(K) sosok penting dalam pengembangan susuk KB di Indonesia yang mendunia meninggal dunia. (Foto: staff.ui.ac.id)
Prof. Dr. dr. Biran Affandi SpOG(K) sosok penting dalam pengembangan susuk KB di Indonesia yang mendunia meninggal dunia. (Foto: staff.ui.ac.id)

Liputan6.com, Jakarta Pakar reproduksi, terutama susuk KB Indonesia, Prof Dr dr Biran Affandi SpOG(K) meninggal dunia pada Rabu, 31 Januari 2018 pukul 14.20 WIB di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Biran meninggal pada usia 72.

Sebelum dikebumikan, jenazah pria kelahiran Manna, Bengkulu, itu terlebih dahulu disemayamkan di lobi bawah FKUI pukul 08.00 WIB.

Rektor UI, Muhammad Anis, serta Dekan FK UI, Ari Fahrial Syam, memimpin upacara pelepasan jenazah pakar susuk KB yang mendunia ini. Hadir juga para guru besar, direksi RSCM, kolega serta mahasiswa di kesempatan itu.

Setelah disemayamkan, jenazah Biran disalatkan di Masjid Arief Rahman Hakim, Salemba, untuk kemudian dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut.

Semasa hidup, Biran dikenal sebagai sosok penting pengembangan kontrasepsi implan alias susuk KB. Disertasi doktor Biran tentang susuk KB menjadi tonggak sejarah pengembangan penggunaan alat kontrasepsi ini meluas, bukan saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

Pada tahun 80-an, pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya kampanye program KB. Penelitian Biran seputar penggunaan susuk KB untuk orang Indonesia menjadi arahan untuk pemerintah Indonesia dan dunia menjadi alat kontrasepsi utama dalam program keluarga Berencana seperti rilis yang diterima Health Liputan6.com dari Dekan FK UI, Ari Fahrial Syam, ditulis Kamis (1/2/2018).

Sejak saat itu, dokter puskesmas dan bidan seluruh Indonesia dilatih memasukkan alat susuk KB ke para ibu yang ingin mengatur kehamilan. Pelatihan memang diperlukan karena susuk KB merupakan alat KB yang ditanamkan pada bawah kulit wanita yang mengatur kehamilan.

Susuk KB ini efektif mencegah kehamilan tiga sampai lima tahun. Beda halnya dengan suntik KB yang hanya satu sampai tiga bulan.

Badan Kesehatan Dunia juga pernah menggunakan kepakaran beliau dalam program reproduksi untuk mengendalikan jumlah penduduk dunia. Penelitian Biran seputar susuk KB juga mencatatkan nama beliau pada hampir 50 publikasi internasional.

"Keunggulan penelitian beliau dalam bidang reproduksi khususnya susuk KB telah membuat Indonesia menjadi rujukan untuk program keluarga berencana dunia," kata Ari.

Sosok inspiratif

Dokter
Ilustrasi Dokter (Istimewa)

Semasa hidup, tulisan-tulisan Biran seputar kontrasepsi menjadi bahan pembelajaran para bidan, dokter, dan calon dokter spesialis obstetri dan ginekologi.

"Beliau menjadi contoh bagaimana seorang dokter Indonesia berbuat untuk masyarakatnya," kata Ari.

Sebagai seorang pendidik, Ketua Dewan Guru Besar yang memimpin para Guru Besar UI ini contoh tepat yang melaksanakan tri dharma pengguruan tinggi. Beliau melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian masyarakat.

Menjelang akhir hayat, walau penyakit kanker sedang menyerang Biran tetap mengajar dan berbagi ilmu bukan saja di FKUI tetapi seluruh Indonesia. Biran juga tetap menjadi penguji nasional untuk dokter-dokter yang akan meraih brevet spesialis Obtetri Ginekologi.

"Beliau juga masih datang ke pusat pendidikan di Indonesia walau kondisi kesehatan tidak fit. Integritas dan profesionalisme tidak diragukan lagi," kata Ari.

Salamat jalan sosok guru inspiratif...

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya