Obsesi Senjata Jadi Penyebab Aksi Penembakan Sekolah di Florida

Sebelum melakukan aksinya yang mematikan, pelaku penembakan salah satu sekolah di Florida, Amerika Serikat diketahui memiliki obsesi berlebih pada senjata.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Feb 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2018, 13:00 WIB
Penembakan sekolah Florida
Seorang siswa berhasil dievakuasi dengan selamat di tengah penembakan yang terjadi di sekolah menengah di Florida (14/2). (John McCall/South Florida Sun-Sentinel via AP)

Liputan6.com, Jakarta Penembakan sekolah kembali terjadi di Amerika Serikat. Di hari kasih sayang kemarin (14/2/2018), sebuah sekolah di kota Parkland, Florida, diserang oleh seorang pria bersenjata. 

Pria yang menjadi pelaku penembakan mematikan di Marjory Stoneman Douglas High School ini, ternyata memiliki masalah kejiwaan. Dirinya terobsesi dengan senjata api.

Dilansir dari New York Post pada Kamis (15/2/2018), tanda-tanda obsesi berlebihan ini sudah terlihat semenjak dirinya masih bersekolah.

Pria berumur 19 tahun yang diidentifikasi bernama Nikolaus Cruz itu sering bercanda tentang membunuh teman sekolahnya.

"Saya sering menjauhi dia," kata seorang remaja ketika diwawancara WSVN. Remaja yang tidak mau disebut namanya itu mengatakan bahwa Cruz sering memiliki masalah.

"Dia menembakkan senapan karena dia merasa itu memberinya perasaan yang menyenangkan. Dia menunjukkan senapannya padaku lewat ponselnya," kata remaja tersebut.

Bahkan, untuk menghindari perilakunya, dia tidak diijinkan membawa tas ransel ke kampusnya.

"Kami diberitahu tahun lalu bahwa dia tidak diijinkan ke kampus dengan membawa tas ransel," kata seorang guru matematika, Jim Gard yang pernah mengajar Cruz.

"Kurasa dia diminta meninggalkan kampus," tambahnya

Salah seorang siswa, Matthew Walker, mengatakan bahwa Cruz sering memotret dan mengunggah foto pisau dan senjata apinya di media sosial.

"Semua yang dia posting adalah tentang senjata," kata Walker.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

Senjata dan perilaku agresif

20170602-Polisi Brasil Sita 60 Senapan Serbu dari Pesawat Komersial-AP
Salah satu senapan serbu yang disita saat konferensi pers di Rio de Janeiro, Brasil, 1 Juni 2017. Polisi Brasil menyita 60 senapan otomatis yang ditemukan dalam pengiriman kargo di bandara internasional Rio de Janeiro. (AP Photo/Silvia Izquierdo)

Dikutip dari Huffington Post, pada tahun 1967, psikolog Leonard Berkowitz dan Anthomy LePage melakukan penelitian mengenai hubungan perilaku kekerasan dengan penggunaan senjata.

Dari studi tersebut, mereka menemukan tentang sebuah istilah yaitu "efek senjata".

Teori ini mengatakan bahwa keberadaan senjata atau gambar senjata, memancing seseorang untuk melakukan perilaku yang agresif terhadap sesama manusia. Terutama, jika subjek sudah merasa tidak nyaman.

Selain itu, Amerika Serikat sendiri merupakan negara yang sudah dicekoki dengan penggunaan senjata sejak dini. Salah satu kebiasaan tersebut adalah permainan sebagai koboi dan Indian, atau menonton film-film John Wayne.

 

Salah satu penembakan paling mematikan di Amerika

20170602-Polisi Brasil Sita 60 Senapan Serbu dari Pesawat Komersial-AP
Salah satu senapan serbu yang disita saat konferensi pers di Rio de Janeiro, 1 Juni 2017. Polisi Brasil menyita 60 senapan serbu yang diselundupkan dari Miami, Amerika Serikat, dalam sebuah pengiriman pemanas kolam renang. (AP Photo/Silvia Izquierdo)

Sebelumnya, 17 orang tewas pada penembakan di sebuah sekolah di Florid. Dikutip dari New York Post, sheriff Broward County Scott Israeli mengatakan penembakan ini salah satu penembakan mematikan di AS.

14 korban luka dibawa ke rumah sakit setelah penembakan tersebut.

12 yang terbunuh berada di dalam gedung dan dua di luar. Yang lainnya terbunuh ketika berada di tepi jalan. Dua yang terakhit meninggal di rumah sakit.

Pelaku sendiri diketahui mantan siswa di sekolah tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya