Liputan6.com, Jakarta Aktris serial televisi Girls, Lena Dunham (31) beberapa tahun terakhir mengungkapkan ke publik kalau dirinya memiliki kondisi endometriosis. Dan, dia baru saja menjalani operasi pengangkatan rahim karena mengalami nyeri tak tertahankan gara-gara endometriosis.
Tindakan operasi angkat rahim gara-gara endometriosis yang dipilih Dunham tentu bukan keputusan buru-buru. Dia sudah menjalani delapan kali operasi, tapi nyeri panggul yang dirasakannya gara-gara endometriosis tak kunjung reda.
Baca Juga
Menurut dokter bedah ginekologi University of Michigan’s Von Voigtlander Women’s Hospital, Sawsan As-Sanie, endometriosis sesungguhnya hal umum. Sekitar 10 persen wanita usia subur alami kondisi ketika jaringan dari lapisan dalam dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rongga rahim. Biasanya, tumbuh di organ panggul.
Advertisement
As-Sanie menjelaskan, ketika seorang pasien datang dengan kondisi nyeri panggul gara-gara endometriosis, operasi pengangkatan rahim adalah pilihan paling terakhir, seperti mengutip laman Health, Selasa (27/2/2018).
Pertama-tama, dokter biasanya akan merekomendasikan konsumsi penekan hormon. Fungsinya untuk mencegah fluktuasi hormon estrogen dan progesteron. Bila tidak membantu, dokter mungkin menyarankan operasi untuk mengangkat jaringan endometrium.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Jika dua cara tidak berhasil?
Bila dua cara sebelumnya tidak berhasil membuat nyeri panggul hilang, dokter juga tak akan buru-buru menyarankan histerektomi seperti disampaikan As-Sanie. Prosedur itu membuat wanita jadi tak bisa hamil, belum lagi tidak menjamin nyeri bakal hilang.
"Histerektomi (pengangkatan rahim) bukanlah sesuatu yang sebagian besar wanita --bahkan wanita dengan endometriosis -- pertimbangkan. Namun, ada beberapa wanita memilih tindakan itu, yang bakal memengaruhi kesehatan dan kesuburannya," kata As-Sanie.
Pada operasi pengangkatan rahim, seperti yang dilakukan Dunham, dokter akan mengangkat rahim dan leher rahim. Tidak perlu angkat indung telur.
"Pada sebagian wanita yang belum mencapai usia menopause, sebaiknya indung telur tetap ada supaya wanita tetap sehat dan normal," kata As-Sanie.
Â
Advertisement
Tidak alami menstruasi
Bila indung telur tidak diangkat, wanita tersebut tidak akan alami menopause dini atau perlu konsumsi obat pengganti hormon. Ketiadaan rahim membuat wanita tersebut tidak akan mengalami menstruasi setiap bulannya.
"Bagi sebagian wanita, hal ini memberi kelegaan. Terutama bagi mereka yang mengalami masa-masa sulit dan menyakitkan sebelumnya. Mudah-mudahan tindakan tersebut membuat rasa nyeri berhenti atau paling tidak kondisi jadi lebih baik, walau ini bukan jaminan," kata As-Sanie.
Dari data yang ada, sekitar 10 -25 persen wanita yang alami endometriosis yang jalani operasi angkat rahim melaporkan rasa sakit.