Waspada Disease X, Penyakit Misterius Baru yang Mengancam Dunia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencantumkan, Disease X sebagai penyakit yang akan mengancam dunia di masa depan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 13 Mar 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2018, 13:30 WIB
20160607-Flu-Burung-Hongkong-Reuters
Disease X termasuk penyakit misterius yang mengancam kesehatan masyarakat dunia. (REUTERS/Bobby Yip)

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencantumkan Disease X ke dalam daftar penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat di dunia. Keputusan (yang baru dirilis dua minggu lalu) tersebut merupakan hasil pertemuan para ahli virologi, bakteriologi, dan ahli penyakit menular di markas besar WHO di Jenewa, Swiss, pada awal Februari 2018.

Disease X bukanlah patogen (bakteri yang menyebabkan infeksi) yang baru diidentifikasi. Ini adalah penyakit yang dipicu mutasi biologis dan diperkirakan akan menjadi ancaman global di masa depan. Hal ini membuat ilmuwan dunia terkejut karena Disease X menyebar dengan cepat.

Disease X adalah malapetaka penyakit yang belum pernah dilihat orang.

"Disease X dapat disebabkan oleh patogen yang saat ini tidak diketahui," menurut keterangan dari WHO, dilansir dari Telegraph, Selasa (13/5/2018).

Yang dikhawatirkan, Disease X bisa dimanfaatkan sebagai senjata biologis. Senjata biologis adalah senjata yang menggunakan patogen (bakteri, virus, atau organisme penghasil penyakit lainnya) sebagai alat untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan musuh.

Senjata biologis telah digunakan sejak abad pertengahan. Amerika Serikat dan Uni Soviet mengeksplorasi pengembangan senjata biologis selama Perang Dingin. Kedua negara terus mempertahankan senjata biologis dari patogen yang mematikan, termasuk virus cacar.

Simak video menarik berikut ini:

Penularan Disease X

20170107-Bebek-Prancis-AP
Penularan Disease X bisa terjadi karena mutasi dari penyakit hewan, misal flu burung. (AP Photo/Bob Edme)

Kemampuan menggunakan senjata biologis juga dimiliki Korea Utara dan Suriah. Suriah menggunakan senjata biologis saat terjadi konflik di negaranya. Bukti ini didukung adanya wabah cacar langka pada 1972.

Yang paling mengkhawatirkan, antibodi antraks terdeteksi dalam darah seorang pembelot militer Korea Utara tahun lalu. Ini menimbulkan kekhawatiran, kalau Pyongyang memiliki persediaan bakteri antraks, yang dibuat dari senjata biologis.

Hingga saat ini, kasus manusia yang terkena efek senjata biologis sangat rendah. Meski begitu, kewaspadaan penularan perlu diperhatikan.

Hewan ternak termasuk salah satu sumber penularan Disease X. Kelompok hewan ternak (ayam, babi dan unta) menularkan penyakit zoonosis--penyakit menular yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya, seperti flu burung.

Hewa ternak dapat tertular virus, yang kemudian menularkan ke manusia.  Apalagi virus dan bakteri terus bermutasi dan bergerak cepat dari satwa liar ke peternakan hewan. Virus bisa disebarkan oleh kutu, tapi penyebaran paling cepat melalui udara.

Disease X juga bisa bermutasi dari penyakit hewan, misal avian influenza (flu burung) atau demam pada babi Afrika. Patogen baru akan berpindah dari hewan ke manusia.

Saat kita bertani, menambang, dan menjelajah lokasi yang paling terpencil di planet ini, maka semakin besar kemungkinan kita berhubungan dengan serangga hewan yang belum diketahui. Disease X pun akan menjangkit manusia.

Melawan Disease X

20170107-Bebek-Prancis-AP
Melawan Disease X dengan persiapan peningkatan kesehatan di negara masing-masing. (AP Photo/Bob Edme)

Demi melawan Disease X, WHO sudah melakukan uji coba persiapan, yakni memperbarui data penyebaran penyakit dan memperkuat kapasitas sistem kesehatan lokal di seluruh dunia.

Hal tersebut bertujuan menemukan wabah Disease X sedini mungkin, sebelum menyebar luas.

Dr Nahid Bhadelia, Direktur Medis Patogen Khusus di Boston University Medical Center mengungkapkan, adanya sistem kesehatan suatu negara yang kuat bisa memberikan peringatan dini dan pengobatan yang diperlukan untuk mengatasi wabah Disease X.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya