Ini yang Bikin Stephen Hawking Bertahan Hidup hingga 50 Tahun Lebih

Inilah kata-kata yang membuat Stephen Hawking bisa bertahan dari sakitnya selama lebih dari 50 tahun

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 14 Mar 2018, 14:18 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2018, 14:18 WIB
Mengenang Momen Kebersamaan Stephen Hawking dan Tokoh Dunia
Foto pada tanggal 28 November 2016, Paus Fransiskus bertemu dengan Profesor Stephen Hawking di Vatikan. Stephen Hawking dikenal sebagai salah satu ilmuwan yang paling berpengaruh di dunia. (AFP Photo/Osservatore Romano)

Liputan6.com, Jakarta Saat belajar di Kolese Trinity di Cambridge, Inggris, pada 1962 Stephen Hawking bertemu Wilde, kawan sekolahnya di Sekolah St. Albans yang sedang belajar bahasa modern di Kolese Westfield di London.

Sebelum keduanya berkencan, Stephen Hawking jatuh saat melakukan olahraga ice skating dan tidak bisa bangun. Dia lantas dibawa ke dokter oleh ibunya. Dokter saat itu mendiagnosis Hawking menderita penyakit ALS dan memvonis dia hanya bisa bertahan hidup dua tahun.

Bertahun-tahun kemudian, dalam sebuah simposium di Cambdrige pada ulang tahunnya ke-70, Hawking merefleksikan betapa dirinya berjuang untuk tetap punya motivasi dalam menjalani hidupnya semenjak dia didiagnosis ALS dan menderita sakit hingga lumpuh. "Kenapa mesti kerja keras untuk bisa menjadi seorang doktor (bergelar doktor) kalau kamu hanya bisa hidup dua tahun?" tanyanya dalam hati.

Stephen Hawking lalu berkata pada dirinya, dia harus melihat ke atas, ke bintang dan tidak ke bawah. "Cobalah untuk menjadi masuk akal atas apa yang Anda lihat dan apa yang menyebabkan alam semesta ini ada. Selalu cari tahu dan bagaimana pun susahnya hidup, ada hal yang bisa kamu lakukan dan hasilkanlah sesuatu. Jangan pernah menyerah."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyakit Saraf

Mengenang Momen Kebersamaan Stephen Hawking dan Tokoh Dunia
Foto pada tanggal 09 Desember 2014, aktor Inggris Felicity Jones dan Eddie Redmayne berfoto bersama ilmuwan Inggris Stephen Hawking dalam pemutaran perdana film 'The Theory of Everything' di London. (AFP Photo/Justin Tallis)

Kematian Stephen Hawking dikonfirmasi oleh keluarganya pada Rabu (14/3) dini hari di tempat tinggalnya di Kota Cambridge, Inggris. Akibat komplikasi penyakit yang disebut Amyotrophic Lateral Sceloris (ALS). Ini merupakan penyakit saraf yang tak bisa disembuhkan hingga menyebabkan badannya lumpuh.

Hawking meninggal di usia 76 meninggalkan tiga orang anak, yakni Lucy, Robert, dan Tim. Ketiga anak Hawking mengatakannya dalam sebuah pernyataan yang berbunyi :

"Kami sangat sedih karena ayah tercinta kami telah meninggal dunia hari ini. Dia adalah ilmuwan hebat dan pria luar biasa yang pekerjaan dan warisannya akan dijalani selama bertahun-tahun. Keberanian dan ketekunannya dengan kecemerlangan dan humornya mengilhami orang-orang di seluruh dunia. Dia pernah berkata, 'Tidak akan banyak alam semesta jika tidak ada tempat bagi orang-orang yang Anda cintai.' Kami akan merindukannya selamanya."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya