Kualitas Pengobatan Kanker di Indonesia Tak Kalah dari Luar Negeri

Ditilik dari aspek medis, pengobatan kanker di Indonesia sama baiknya dengan negara-negara tetangga

oleh Benedikta Desideria diperbarui 20 Mar 2018, 18:30 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2018, 18:30 WIB
20160205-Kanker Paru Paru-iStockphoto
Ilustrasi Kanker Paru Paru (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Beberapa pasien kanker memilih pergi ke luar negeri untuk berobat. Padahal bila ditilik dari aspek medis, pengobatan kanker di Indonesia sama baiknya dengan negara-negara tetangga seperti disampaikan Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional, Soehartati Gondhowiardjo.

"Dari alat yang digunakan, dokter, obat, itu sama (dengan luar negeri)," kata Soehartati dalam War on Cancer South East Asia 2018 di Jakarta pada Selasa (20/3/2018).

Bahkan radioterapi milik RS Ciptomangunkusumo Jakarta memiliki kualitas lebih baik dibanding milik beberapa pusat kanker di Singapura.

"Radioterapi RSCM itu sama dengan National Cancer Center Singapore. Namun tidak semua alat di (negara) kita sama dengan RSCM," kata dokter spesialis onkologi radiasi yang berpraktik di RSCM ini. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Berbeda di aspek non-medis

20160205-Kanker Paru Paru-iStockphoto
Ilustrasi Kanker Paru Paru (iStockphoto)

Menurut Soehartati yang membuat perbedaan pengobatan kanker di dalam dan luar negeri adalah aspek non-medis. Seperti ruangan rawat inap hingga ruang tunggu.

Ketika di luar negeri, pasien datang membayar sendiri. Sementara bila berobat di Indonesia, pasien memilih kelas biasa bukan vip. Padahal jika pasien yang ke luar negeri tersebut memilih layanan kesehatan di ruang vip juga merasakan aspek non-medis sama dengan berobat di luar negeri.

"Jadi, sebenarnya kadang-kadang yang dirasakan pasien mostly aspek non-medis. Kalau aspek medis (antara Indonesia dan luar negeri) sama," kata wanita yang juga Ketua Federasi Organisasi Asia untuk Radiasi dan Onkologi ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya