Liputan6.com, Jakarta Hari-hari penuh dengan keharmonisan merupakan harapan dari setiap pasangan. Namun tak dapat dimungkiri jika masalah selalu saja terjadi dalam setiap ikatan cinta. Baik itu masalah sepele atau masalah rumit. Masalah yang kerap terjadi di antaranya keegoisan, rasa tidak percaya, dan juga selingkuh.
Ketika ketahuan selingkuh, ada pasangan yang selalu memberi kesempatan atas dasar cinta. Namun, ada pula yang langsung mengakhiri hubungan karena takut kejadian tersebut terulang kembali.
Baca Juga
Nah, bagi kamu yang sedang mengalami masalah diselingkuhi oleh pasangan, kamu harus hati-hati. Menurut jurnal sains Archives of Sexual Behavior, menerbitkan hasil studi baru dengan sampel 484 peserta yang menjalani hubungan asmara.
Advertisement
Hasilnya mengejutkan karena bagi orang-orang yang pernah berselingkuh lebih dari tiga kali, mereka berpotensi melakukannya lagi. Dan seseorang yang pernah diselingkuhi, cenderung akan diselingkuhi dan diselingkuhi kembali.
Psikolog klinis dewasa, Pingkan C. B. RUmondor, M.Psi, sependapat dengan isi jurnal yang mengatakan bahwa perselingkuhan itu terjadi tidak hanya satu faktor dominan.
"Perselingkuhan bisa dipengaruhi faktor norma sosial yang dianut oleh individu, faktor relasional (komitmen, kepuasan hubungan), dan faktor kepribadian. Jadi, sangat mungkin sekali selingkuh, selanjutnya akan berselingkuh," katanya saat dihubungi Brilio, melalui pesan singkat, belum lama ini.
Â
Simak juga video menarik berikut:
Â
Cara mencegah selingkuh berulang
Pingkan melanjutkan, beberapa orang yang melakukan perselingkuhan perlu diperiksa faktor mana yang paling berperan. Hal itu guna mengurangi potensi perilaku selingkuh terulang.
Untuk mengurangi perselingkuhan, menurut psikolog jebolan Universitas Indonesia ini, bisa dilakukan berbagai cara. Salah satunya dengan mengedepankan norma sosial antiselingkuh.
"Meningkatkan komitmen dengan pasangan. Jika hubungan dirasa membosankan, bisa dengan menikmati liburan untuk membangun keintiman hubungan apabila pasangan tersebut telah menikah," jelas Dosen Psikologi Universitas Bina Nusantara tersebut.
Reporter: Syifa Fauziah
Sumber: Brilio.net
Advertisement