Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin berpikir dengan mengajak anak menonton tayangan olahraga di televisi, mereka akan memiliki pola hidup sehat. Namun, hal yang terjadi justru sebaliknya. Iklan makanan dan minuman yang muncul pada selingan tayangan olahraga ternyata mampu membuat anak mengalami obesitas.
Dilansir dari New York Post, Kamis (29/3/2018), sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, makanan dan minuman yang dipasarkan melalui siaran olahraga tidak sehat, dan berkontribusi terhadap epidemi obesitas di kalangan remaja.
Baca Juga
Ilmuwan sosial dari NYU School of Medicine menganalisis sepuluh organisasi olahraga dengan penonton terbanyak, yang berumur 7 hingga 12 tahun. Hasil analisis menunjukkan dari 173 contoh produk makanan dan minuman yang menjadi sponsor, sebanyak 132 (76.3%) di antaranya mempromosikan makanan yang rendah nutrisi.
Advertisement
Temuan tersebut dianggap memprihatinkan. Penelitian melaporkan, makanan dan minuman yang dipasarkan melalui siaran olahraga berkontribusi besar dalam pembentukan pola makan yang buruk dan berpotensi besar mengakibatkan obesitas.
Makanan dan minuman yang umumnya dipasarkan melalui iklan tayangan olahraga yaitu keripik kentang, sereal tinggi gula, minuman bersoda, dan minuman berenergi. Dari sekian makanan dan minuman yang dipasarkan, minuman bersoda menjadi produk yang paling sering muncul di sela-sela tayangan olahraga.
Â
Saksikan juga video berikut ini :
Masalah obesitas di Amerika Serikat
Berdasarkan penelitian, iklan makanan dan minuman pada tayangan olahraga sangat mempengaruhi anak-anak. Sebanyak 76 persen anak mampu mengingat setidaknya satu perusahaan yang mensponsori organisasi olahraga.
Melalui rilis yang diterima, mengutip New York Post, Asisten Profesor Kesehatan Masyarakat di NYU School of Medicine, Marie Bragg, PhD., mengungkapkan, Amerika Serikat sedang berada dalam pergolakan epidemi obesitas pada anak dan remaja. Temuan-temuan tersebut menunjukkan organisasi olahraga berkontribusi pada pergolakan obesitas di Amerika Serikat.
"Organisasi olahraga seharusnya dapat mengembangkan strategi pemasaran yang lebih sadar akan kesehatan, selaras dengan rekomendasi dari asosiasi medis nasional," ujar Marie Bragg.
Â
Advertisement