Liputan6.com, Jakarta Fungsi tato kini tidak lagi sekadar bentuk ekspresi diri. Tetapi juga bisa memantau kadar glukosa seseorang.Â
Tim dari Harvard dan MIT tengah mengembangkan tinta untuk membuat tato yang bisa memonitor biometrik seperti kadar glukosa. Warna tinta akan berubah jika ternyata diketahui positif.Â
Baca Juga
Mereka menggunakan tinta biosensitif yang bisa bekerja pada reaksi kimia sederhana. Sehingga tidak memerlukan tenaga untuk pemrosesan data atau transmisi apa pun.
Advertisement
Tinta tato berinteraksi dengan cairan interstisial tubuh, yang mentransfer nutrisi ke dalam sel dan membawa kotoran keluar dari dalamnya. Cairan tersebut bekerja dengan plasma darah, yang berarti bertindak sebagai indikator konsentrasi kimiawi dalam darah pada waktu tertentu seperti dilansir Newatlas pada Sabtu, 30 Maret 2018.
Â
Tato untuk Cek Kadar Glukosa
Para peneliti menyebut proyek itu dengan "Dermal Abyss". Dua bentuk tinta yang berbeda telah diuji pada kulit in vitro kulit babi. Bentuk pertama dirancang untuk memantau kadar glukosa darah pasien, berubah warna dari hijau menjadi coklat saat konsentrasi tersebut meningkat.
Jenis kedua melacak konsentrasi natrium untuk mencegah dehidrasi dengan mengubah hijau yang lebih cerah sehingga lebih banyak sodium yang terdeteksi.
Ide desain tinta ini adalah agar pasien melacak biometrik tertentu hanya dengan melihat tato mereka, perbedaan warna mungkin tidak selalu terlihat jelas dengan mata telanjang. Untuk membaca dengan lebih tepat, tim juga telah mengembangkan prototipe sebuah aplikasi yang dapat menganalisis biometrik tersebut dengan pemindaian atau foto tinta.
Dermal Abyss saat ini berupa konsep, tapi para periset mengatakan dapat memantau berbagai biometrik. Privasi bisa menjadi perhatian, karena orang mungkin tidak ingin informasi kesehatan mereka ada di lengan mereka, karena itu tinta tersebut hanya bisa terlihat di bawah cahaya tertentu. Misalnya, tinta bio pelacak natrium hanya dapat dilihat dengan cahaya biru.
Tato juga tidak bertahan lama pada saat ini, dan meskipun para periset bekerja untuk memperbaiki daya tahan tinta, itu bisa menjadi fitur.
Advertisement