Terkuak, Jenis Virus Berusia 7.000 Tahun yang Ada di Gigi Pemuda Ini

Sebuah penelitian baru menemukan, virus tertua yang sudah ada sejak zaman prasejarah terdapat pada gigi pemuda berusia 7.000 tahun.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 10 Mei 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2018, 13:00 WIB
Ilustrasi virus mers 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Virus tertua ditemukan pada gigi pemuda berusia 7.000 tahun. (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jerman Tujuh ribu tahun yang lalu, di sebuah lembah, yang sekarang berada di Jerman bagian tengah, seorang pemuda meninggal. Kala itu, sang pemuda berusia 25 atau 30 tahun dan kemungkinan ia bekerja sebagai petani. Tidak diketahui penyebab ia meninggal di usianya yang terbilang muda.

Seiring kemajuan alat kesehatan kini, penyebab pemuda itu meninggal terkuak. Hasil DNA pemuda menemukan, virus yang menginfeksi livernya. Virus tersebut termasuk virus tertua, yang ternyata sudah ada sejak zaman prasejarah.

Virus hepatitis B, yang ditemukan pada gigi pemuda terdeteksi. Salah satu kelompok peneliti, yang dipimpin Eske Willerslev dari University of Copenhagen melaporkan, hepatitis B terdapat pada 12 manusia purba mulai dari Zaman Perunggu (2500 SM) hingga periode Abad Pertengahan.

Penelitian yang diterbitkan pada Nature menyebut, hepatitis B menginfeksi hati sekaligus memasuki aliran darah. Virus pun berkembang di tulang dan gigi.

Virus hepatitis B, yang berumur ribuan tahun sangat aneh. Berbeda seperti virus hepatitis B pada manusia modern. Jenis virus tidak hanya satu atau dua, tapi lima virus hepatitis B, yang juga ditemukan pada orang yang hidup dari 7.000 hingga 3.800 tahun yang lalu.

Versi apa hepatitis B yang menginfeksi Eropa Barat ribuan tahun yang lalu tampaknya telah punah pada manusia. Yang mengejutkan, virus hepatitis B tertua ini masih hidup pada tubuh simpanse dan gorila Afrika, dilansir dari The Atlantic, Kamis (10/5/2018).

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Mutasi virus

Ilustrasi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Virus terus bermutasi. (iStock)

Willerslev menambahkan, keragaman virus hepatitis B di masa lalu menjadi petunjuk bagi para ilmuwan untuk memprediksi apa yang terjadi pada virus tersebut di masa depan.

"Kemungkinan virus itu bermutasi. Prevalensi hepatitis sangat bervariasi di seluruh dunia (berkisar 0,01 persen di Inggris hingga 22,38 persen di Sudan Selatan), tapi secara global, komplikasi hepatitis B membunuh hampir 900.000 orang per tahun," jelas Willerslev.

Para peneliti juga akan terus mencari patogen (bakteri yang menyebabkan infeksi) pada sampel manusia purba melalui pemeriksaan DNA. Sebanyak 10 persen dari sampel individu punya 10 jenis patogen jahat.

Pada gigi, Anda akan menemukan, sekitar 50 persen individu punya riwayat jenis infeksi mulut, yang mungkin tidak akan mati.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya