Liputan6.com, Jakarta Hari ini, 27 Juni 2018, Pemilihan Umum Kepada Daerah (Pilkada) diadakan secara serentak seantero Indonesia. Pesta demokrasi ini memang bisa berlangsung mendebarkan, tidak hanya bagi para calon kepala daerah, tapi juga bagi para pendukungnya.
Namun ada satu hal yang harus diwaspadai. Jika tidak hati-hati, kekalahan yang mungkin terjadi dalam Pilkada bisa memicu serangan jantung.
Baca Juga
Tanpa disadari, emosi yang dirasakan seseorang berdampak pada kesehatan jantung. Emosi ini dapat berupa rasa marah, kaget, kecewa, dan kesedihan. Sebagai contoh, kekalahan dalam Pilkada tentu akan menimbulkan rasa kecewa, marah, dan sedih. Apalagi bagi para pasangan calon dan para pendukung setianya.
Advertisement
Saat hal tersebut terjadi, tubuh akan mengeluarkan senyawa, yaitu sitokin. Sitokin bersifat aritmogenik, yaitu dapat membuat irama jantung menjadi tidak teratur. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia) dan bila dibiarkan dapat berakibat fatal, bahkan hingga memicu terjadinya serangan jantung.
Tak hanya itu, rasa sedih dan stres psikologis juga dapat memicu keluarnya hormon stres, yaitu kortisol. Hormon kortisol dapat menyebabkan kadar gula tidak stabil, meningkatkan tekanan darah, dan menyebabkan gangguan tidur seperti insomnia. Bila rasa sedih yang dirasakan berkepanjangan, bahkan hingga menyebabkan depresi, maka akan menyebabkan seseorang rawan mengalami berbagai penyakit. Hal ini disebabkan senyawa interleukin yang dapat melemahkan daya tahan tubuh dan membuat seseorang mudah jatuh sakit.
Kiat menerima kekalahan dan menghindari stres usai PilkadaRasa sedih dan kecewa ketika mengalami kekalahan usai Pilkada sangat wajar. Namun, jangan sampai emosi yang membuncah tersebut menguasai Anda hingga menyebabkan gangguan kesehatan seperti serangan jantung.
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.
Saksikan juga video menarik berikut:
Tips Bebas Stres dan Cegah Serangan Jantung
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan, baik sebagai pasangan calon maupun pendukung, agar bebas stres pasca Pilkada:
- Adakan “pesta kekalahan”. Tak hanya pasangan yang menang saja yang dapat merayakan dengan berpesta, pasangan (termasuk pendukung) yang kalah pun dapat mengadakan pesta. Pesta kekalahan ini lebih bertujuan untuk berbagi kekecewaan dan kesedihan dengan orang lain. Dengan demikian, Anda tidak akan merasa sendirian ketika merasa kecewa. Selain itu, pesta kekalahan ini dapat menjadi kesempatan untuk mengevaluasi penyebab kekalahan secara positif.
- Istirahat cukup. Istirahat yang cukup akan memberi kesempatan bagi tubuh untuk pulih kembali setelah hiruk pikuk menjelang, saat, dan pasca Pilkada. Dengan tubuh yang segar dan bugar, Anda tentu dapat berpikir lebih positif.
- Tetap berolahraga. Sekalipun merasa lemah akibat rasa kecewa, usahakan agar Anda tetap berolahraga. Pilihlah olahraga dengan intensitas ringan seperti jalan, lari santai, atau bersepeda. Olahraga dapat memicu pengeluaran dopamin dalam tubuh yang akan menimbulkan rasa nyaman dan senang.
- Hindari media sosial. Untuk sementara waktu, hindari paparan terhadap media sosial, terutama bila beritanya masih bernuansa politik dan Pilkada. Bukan berarti Anda harus mengasingkan diri, tetapi hal ini bertujuan untuk memberi kesempatan pada diri Anda untuk tenang dan fokus merencanakan langkah berikutnya.
Kekecewaan saat kalah Pilkada atau ketika pasangan calon unggulan tidak mendapat suara terbanyak memang tidak terelakkan. Jalan terbaik untuk menghadapinya adalah menerima kekalahan dengan lapang dada sambil tetap menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan bugar. Ingat, intinya adalah Anda sudah ikut andil dalam pesta demokrasi Indonesia, dan bersama-sama mendukung pemenang untuk menata wilayahnya jauh lebih baik ke depannya. Jika sudah legawa begini, kekalahan dalam Pilkada tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan, termasuk memicu serangan jantung.
Penulis: dr. Sepriani Timurtini Limbong. Sumber: Klikdokter.com
Advertisement