Sering Makan Burger, Risiko Asma Meningkat

Sering mengonsumsi hamburger juga meningkatkan risiko mengi serta penyakit terkait alergi lain seperti demam hay serta alergi rhinitis.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 08 Jul 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2018, 12:00 WIB
Roti Burger
Hasil riset terbaru mengungkap, makan hamburger tiga kali atau lebih dalam seminggu bisa meningkatkan risiko asma. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Terlalu sering mengonsumsi makanan junk food seperti burger telah terbukti berdampak buruk bagi kesehatan. Banyak riset ilmiah yang menunjukkan hal itu.

Hasil riset terbaru mengungkap, makan hamburger tiga kali atau lebih dalam seminggu bisa meningkatkan risiko asma. Para peneliti Tiongkok menemukan, junk food dikaitkan dengan kondisi paru kronis. Kondisi tersebut melanda sekitar lima juta orang di Inggris.

Sering mengonsumsi hamburger juga meningkatkan risiko mengi serta penyakit terkait alergi lain seperti demam hay serta alergi rhinitis. Demikian ungkap studi yang dimuat dalam jurnal Respirology, melansir laman New York Post, Minggu (8/7/2018).

Para peneliti dari Sichuan University mengatakan, "Dalam dekade terbaru ini, makanan cepat saji jadi komponen penting pola makan, terutama di negara-negara yang mengadopsi gaya hidup Barat dan berpendapatan tinggi. Konsumsi makanan cepat saji itu dikaitkan dengan kualitas makan yang buruk, asupan kalori tinggi, kelebihan berat badan serta obesitas pada anak-anak dan dewasa. Obesitas adalah risiko mandiri untuk asma dan sensitisasi alergi."

 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

Perlu Studi Lebih Lanjut

Asma (iStockphoto)
Studi terbaru mengungkap, ibu hamil yang mengonsumsi sayuran hijau selama trimester pertama kehamilan membantu mencegah janin mengidap asma nantinya. (iStockphoto)

Menurut mereka, kualitas diet atau pola makan yang buruk juga berkontribusi terhadap perkembangan dan peningkatan asma atau mengi melalui banyak mekanisme.

"Contohnya, asam lemak jenuh bisa mengaktifkan reseptor yang memicu pelepasan kimiawi pro-inflamasi yang menyebabkan masalah peradangan kronis di saluran napas," jelas mereka.

Makanan tinggi lemak memperparah peradangan pada asma. Ditambah lagi, konsumsi makanan cepat saji akan mengurangi konsumsi makanan yang kaya kandungan nutrisi baik seperti sayuran dan buah-buahan.

Sayuran dan buah-buahan mengandung banyak zat kimia yang mengandung antioksidan dan antiperadangan. Kurangnya asupan buah dan sayur akan berdampak pada prevalensi asma.

Meski begitu, penulis utama studi Dr Gang Wang mengatakan perlu studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi hasil analisis ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya