Suhu Lebih Dingin dari Biasanya, Apa Dampaknya ke Tubuh?

Beberapa penyakit bakal kambuh serta daya tahan tubuh menurun ketika suhu udara lebih dingin dari biasanya seperti akhir-akhir ini.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 08 Jul 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2018, 13:00 WIB
Embun es menyelimuti rumput, semak dan tanaman kentang dan sayuran milik petani Dieng, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/Sudarno SRU RAPI BNA/Muhamad Ridlo)
Embun es menyelimuti rumput, semak dan tanaman kentang dan sayuran milik petani Dieng, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/Sudarno SRU RAPI BNA/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat beberapa wilayah di Indonesia merasakan suhu lebih dingin dalam beberapa hari terakhir. Misalnya di Bandung pada tanggal 1-5 Juli tercatat suhu rata-rata 17-18 derajat Celsius menurut data BMKG Kota Bandung. Sementara itu di kawasan Dieng, embun sampai membentuk es karena suhu begitu dingin.

Penurunan suhu di beberapa wilayah Indonesia ini rupanya bisa berdampak pada tubuh. Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari FKUI-RSCM, Ari Fahrial Syam, ada dua penyakit yang bisa timbul bila terjadi perubahan suhu yang terbilang ekstrem seperti saat ini.

1. Penyakit kronis kambuh

Beberapa penyakit yang sudah dimiliki sebelumnya bisa kambuh bila udara dingin. Seperti asma (sesak napas), pilek alergi (rinitis alergi), serta alergi kulit karena udara dingin seperti bentol-bentol atau gatal.

2. Penyakit yang timbul langsung akibat suhu dingin

Beberapa kondisi yang timbul langsung akibat suhu dingin di antaranya kulit menjadi kering, kulit telapak kaki pecah-pecah, pecah-pecah pada bibir, dan mimisian.

"Jika paparan udara dingin terus berlangsung akan terjadi penurunan suhu tubuh (hipotermia), tentu hal ini akan menganggu masyarakat," kata Ari dalam pesan singkat yang diterima Health-Liputan6.com ditulis Minggu (8/7/2018).

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Embun es Dieng berpeluang tinggi muncul pada Juli-Agustus 2018. (Foto: Liputan6.com/Pemdes Dieng/Muhamad Ridlo)
Embun es Dieng berpeluang tinggi muncul pada Juli-Agustus 2018. (Foto: Liputan6.com/Pemdes Dieng/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi pria sakit flu
Ilustrasi sakit flu (iStock)

Suhu udara yang lebih dingin dari biasanya juga memengaruhi daya tahan tubuh masyarakat. Hal ini, kata Ari, membuat masyarakat jadi rentan terkena penyakit infeksi virus atau bakteri. Salah satunya infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

"Kelompok masyarakat yang mempunya risiko tinggi terganggu kesehatannya karena suhu udara yang lebih dingin adalah para lanjut usia, anak dan balita, serta masyarakat dengan penyakit kronis seperti diabetes, gangguan jantung dan pembuluh darah, serta para masyarakat yang memiliki masalah dengan tiroidnya," kata Ari.

 


Siasat hadapi suhu lebih dingin

Kulit sehat
Ilustrasi kulit sehat karena makanan (iStockphoto)

Salah satu cara mensiasati bila suhu dingin menyerang dengan menutupi badan. Gunakan jaket serta tutup kepala, kaus kaki, bila perlu sarung tangan selama beraktivitas di luar ruangan.

Jangan lupa juga mengoleskan losion pada telapak tangan dan kaki agar tidak kering. Usahakan, bibir dan lubang hidung diolesi krim untuk bagian tersebut.

"Mimisan atau keluar darah dari hidung sering terjadi pada masyarakat yang mengalami kekeringan pada lubang hidungnya," kata pria yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Pastikan juga cukup minum serta memperhatikan asupan makan agar daya tahan tubuh terjaga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya