Hal Positif yang Bisa Diambil 12 Anak yang Terjebak di Gua Thailand

Jika ditangani dengan baik, terjebaknya 12 anak dalam sebuah gua di Thailand bisa menjadi pengalaman berharga

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Jul 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2018, 16:00 WIB
Melihat Kondisi Tim Sepak Bola Remaja Thailand Usai Diselamatkan dari Gua
Para siswa tersenyum sambil memegang gambar tim sepak bola Thailand setelah berhasil diselamatkan dari dalam gua di Chiang Rai, Thailand, Rabu (11/7). (AFP Photo/Tang Chhin Sothy)

Liputan6.com, Jakarta Sekalipun membuat banyak pihak was-was, namun terjebaknya 12 anak di dalam gua Tham Liang, Chiang Rai, Thailand bisa menjadi sebuah pengalaman berharga bagi mereka. Bahkan, menurut psikolog kejadian itu bisa membuat mereka jauh lebih kuat jika ditangani dengan benar.

"Kami menyebutnya 'pertumbuhan pasca-trauma'. Pertumbuhan ini terjadi setelah seseorang sangat stres dan mengalami kesulitan dengan iritasi psikologis," kata Prof. Dr. Brigitte Lueger- Schuster psikolog di Institut Psikologi Terapan di Universitas Wina, Austria pada Deutsche Welle dilansir Jumat (13/7/2018).

"Begitu mereka memiliki terapi yang baik, termasuk secara sosial, orang dapat memiliki manfaat psikologis dari situasi horor semacam itu," tambah Lueger- Schuster.

Selain itu, psikolog itu mengatakan kemungkinan anak-anak bisa menjadi lebih sensitif dan lebih mudah dalam pergaulan.

"Mereka mungkin mulai mengakui keindahan hidup lebih dari sebelumnya," kata Lueger-Schuster.

"Jadi itu adalah dampak positif yang mungkin muncul dari pengalaman traumatis. Itulah yang kami sebut 'Pertumbuhan pasca-trauma.'"

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

Dipersatukan dengan Orangtua

Melihat Kondisi Tim Sepak Bola Remaja Thailand Usai Diselamatkan dari Gua
Para siswa memegang gambar tim sepak bola Thailand setelah berhasil diselamatkan dari dalam gua di Chiang Rai, Thailand, Rabu (11/7). (AFP Photo/Tang Chhin Sothy)

Menurut Lueger-Schuster, yang terbaik dan harus dilakukan begitu mereka keluar dari gua adalah memasang struktur yang memungkinkan anak-anak terbiasa dengan ritme tubuh dalam menghadapi siang dan malam secara normal.

Selain itu, mereka harus dipersatukan kembali dengan orangtua dan dijauhkan dari publik untuk sementara di tempat aman dan tenang.

"Saya juga menyarankan agar mereka tetap bersaa dengan orangtua mereka, tetapi di dalam kelompok," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya