Liputan6.com, Jakarta Terkadang kita berpikir, suatu makanan memiliki manfaat dan sehat untuk dikonsumsi. Tapi yang sering terlupakan, walau sehat untuk tubuh, bisa saja mereka memiliki potensi untuk merusak gigi.
Gigi merupakan bagian dari tubuh yang mudah terlihat dan memiliki pengaruh pada penampilan. Jadi, tentu kita ingin menjaga gigi agar selalu sehat.
Baca Juga
Untuk menjaga gigi agar selalu sehat dan tidak membusuk diperlukan perawatan yang rutin. Lakukanlah perawatan gigi dengan hindari konsumsi makanan yang dapat merusak gigi, seperti makanan yang mengandung sifat asam berlebih dan manis.
Advertisement
Melansir dari laman Womenshealth.com.au, Kamis (19/7/2018), menurut seorang dokter gigi, Dr Peter Chuang, Terdapat 5 makanan yang tanpa diketahui mampu merusak gigi:
1. Buah Citrus
Buah citrus mengandung asam sitrat dengan tingkat yang tinggi. Hal itulah yang dapat menyebabkan peningkatan risiko erosi email gigi dan sensitivitas gigi. Meskipun buah memiliki kandungan yang baik untuk tubuh, namun jika dikonsumsi berlebih dan terkena gigi seperti buah citrus maka dapat mengakibatkan kerusakan gigi.
2. Acar
Acar adalah makanan yang diawetkan. Dalam memproduksinya diperlukan bahan yang mengandung asam tinggi seperti cuka. Tanpa disadari, hal itu berbahaya untuk gigi. Asam yang tinggi dan bila dikonsumsi berlebihan dapat merusak gigi.
Saksikan juga video menarik berikut:
3. Pasta
Tidak sedikit dari Anda yang mencintai makanan pasta. Dalam pebuatan saus pasta tentu diperlukan bahan seperti saus berbahan dasar tomat dengan jumlah yang tidak sedikit untuk memperkuat rasa dan memberikan kenikmatan. Tomat kaleng yang biasanya digunakan untuk membuat saus pasta memiliki asam yang tinggi daripada tomat alami.
4. Popcorn
Salah satu camilan teman menonton saat di bioskop adalah popcorn! Namun, konsumsi popcorn berlebih dapat merusak gigi Anda, terlebih lagi popocorn caramel yang dilapisi gula keras dan lengket.
5. Es
Tidak sedikit orang yang memiliki kebiasaan mengunyah Es Batu. Ternyata kebiasaan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko fraktur gigi, terutama pada gigi dengan tambalan besar.
Penulis: Jihan Khalda Fairuz
Advertisement