Liputan6.com, Jakarta Sebagai simbol dimulainya pendidikan dan pelatihan (diklat) Paskibraka 2018, para calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka harus terlebih dulu mengikuti proses tantingan, yang kemudian melewati gapura berhiasan buah-buahan yang digantung. Prosesi itu bukan hanya sekadar simbolisasi, tapi punya arti yang dalam.
Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), Dr HM Asrorun Ni'am Sholeh, mengatakan, istilah tantingan tersebut diambil dari bahasa Jawa,"Ditanting istilahnya."
Secara tersirat, prosesi sakral ini guna melihat seberapa besar tekad calon Paskibraka untuk mengemban tugas yang tidak ringan ini. Semua mata akan tertuju kepada mereka pada saat upacara HUT ke-73 RI di Istana Negara. Apabila mereka bermain tidak bagus, nama besar diri sendiri, keluarga, kota, kabupaten, dan provinsi taruhannya.Â
Advertisement
"Dalam pengertian peneguhan komitmen kembali sebelum (calon Paskibraka 2018) memasuki proses formal di dalam pelaksanaan diklat di tempat ini, " ujar Asrorun di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP-PON), Cibubur, Jakarta Timur pada Rabu (25/7/2018).
Â
Baca Juga
Komitmen Paskibraka
Menurut Asrorun, setelah para Paskibraka tersebut terpilih untuk mewakili provinsi masing-masing, mereka harus berkomitmen untuk mengemban amanah tersebut.
"Dilaksanakan upacara tantingan untuk meneguhkan komitmen bahwa secara prinsip mereka siap mengikuti proses pendidikan dan latihan serta meneguhkan niat," kata Asrorun.
Baik Asrorun, pelatih, maupun pembina berharap bahwa niat mereka mengikuti Paskibraka bukan untuk kepentingan prestise, sehingga mengendorkan semangat latihan saat di Cibubur.Â
Â
Advertisement
Tantingan yang Dilalui Paskibraka Bermakna...
Tantingan ini bermaksud untuk meneguhkan komitmen para peserta soal kesiapan mereka, memperbaharui niat agar mampu melakukan yang terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara.
Setelah upacara, satu persatu calon Paskibraka 2018 memasuki gapura dengan buah-buahan yang digantung sebagai simbol mulainya pelatihan tersebut.
Adanya buah dan gapura secara simbolik dibuat sebagai penegasan bahwa para peserta datang untuk memasuki area baru.
"Untuk memasuki area baru, yaitu area pendidikan dan pelatihan. Guna mematangkan persiapan baik itu yang terkait dengan aspek baris berbaris maupun kerjasama antar tim, " ujar Asrorun.