Ananda Micola: Ibu Meninggal Saat Aku Dinyatakan Lolos Paskibraka

Ananda Micola menceritakan kesedihannya harus kehilangan ibunya setelah dia dinyatakan lolos Paskibraka 2018 Tingkat Provinsi.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 28 Jul 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2018, 09:00 WIB
Calon Paskibraka 2018
Calon Paskibraka 2018 Ananda Micola Menceritakan Perjuangannya Mengikuti Seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka untuk Sampai ke Tingkat Nasional. Salah Satunya Mengenai Ibunya yang Meninggal Dunia Saat Dia Dinyatakan Lolos Seleksi Paskibraka Provinsi

Liputan6.com, Jakarta Perjuangan berat harus dilalui Ananda Micola sebelum mengikuti seleksi Paskibraka 2018 tingkat nasional. Satu jam setelah siswa asal Banyuwangi ini dinyatakan lolos seleksi tingkat provinsi, ibunya meninggal dunia.

"Aku pengumuman pukul 03.00 siang. Beberapa jam kemudian, orang rumah menghubungi pelatih, dan memintaku untuk pulang. Orang rumah tidak bilang kalau ibu meninggal. Aku baru tahu setibanya di rumah," kata calon Paskibraka 2018 wakil dari Jawa Timur kepada Diary Paskibraka di PP-PON Kemenpora Cibubur, Jakarta Timur.

Dari raut wajahnya, Ananda seperti masih menyimpan rasa sedih atas kepergiaan ibu tercinta. Berdasarkan ceritanya, selama beberapa tahun ke belakang, dirinya tidak pernah bertemu bahkan berkomunikasi dengan ibunya, yang harus bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Singapura.

Seingatnya, perempuan yang telah melahirkannya itu bekerja di negara tetangga sejak calon Paskibraka 2018 ini masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar (SD). Dan, baru bertemu lagi awal tahun 2018.

"Ibu pulang awal Januari kemarin. Di situ aku tahu kalau ibu lagi sakit. Februari dia berobat dan beristirahat, sebelum balik lagi ke Batam pada bulan Maret," katanya.

 

Sempat Melarang Ibunya Kembali Bekerja

Calon Paskibraka 2018
Selain Itu, Rintangan Lain yang Dihadapinya Saat Akan Seleksi Paskibraka 2018 Tingkat Nasional Harus Berhenti Melakukan Hobinya Sejak Kecil yaitu Berselancar

Calon Paskibraka 2018 asal Banyuwangi ini sempat melarang ibunya untuk kembali bekerja. Ananda, mengatakan, dia rela hidup di kolong jembatan jika memang uang yang mereka punya harus digunakan untuk berobat.

Namun, ibunya bersikeras untuk tetap kembali bekerja dan mencari nafkah untuk Ananda.

"Tidak lama ibu pulang lagi. Saat itu aku lagi mau seleksi Paskibraka tingkat provinsi. Kondisi ibu kembali menurun," katanya.

"Aku pamit untuk seleksi. Begitu hasil seleksinya keluar, aku malah dapat seperti ini," kata Ananda lirih.

Menurut Ananda, jika pada saat itu ada larangan pulang ke rumah karena sedang persiapan buat Paskibraka, dia ikhlas harus kehilangan semua itu karena yang terpenting baginya bisa bertemu dengan sang ibu tercinta untuk terakhir kali.

"Untungnya, tidak. Aku bisa pulang untuk melihat ibu yang terakhir kalinya," kata penyuka olahraga berselancar ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya