Tantangan Terberat Calon Pengibar Bendera Asal Papua

Jauh-jauh dari Papua ke Jakarta, Calon Paskibraka 2018 asal Papua Gideon Soleman Nusi ceritakan tantangan terberatnya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 03 Agu 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2018, 17:30 WIB
Paskibraka 2018 tingkat nasional asal Papua Gideon Soleman Nusi menceritakan tantangan terberatnya saat diklat
Paskibraka 2018 tingkat nasional asal Papua Gideon Soleman Nusi menceritakan tantangan terberatnya saat diklat (Foto: M Fajri Erdyansyah)

Liputan6.com, Jakarta Di sela pendidikan dan latihan bagi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat Nasional, para peserta berkumpul dan meneriakkan yel-yel di pinggir lapangan. Dengan penuh semangat mereka seakan melepaskan energi yang sebelumnya hilang karena latihan.

Salah satu yang menjadi pemimpin yel-yel tersebut adalah calon Paskibraka asal Papua, Gideon Soleman Nusi. Tubuhnya dengan luwes meliuk-liuk melakukan gerakan yel-yel sembari diikuti teman-temannya.

Gideon sempat berbicara pada Diary Paskibraka beberapa waktu yang lalu. Dia menceritakan kesulitannya dalam berlatih.

"Tantangan terberat adalah ketika kita jadi pasukan delapan. Susahnya ketika harus menghitung tempo dengan langkahnya, " kata Gideon. Ditulis Jumat (3/8/2018).

Selain itu, Gideon juga mengatakan dirinya banyak mendapatkan cerita dan pengalaman dari teman-temannya yang berasal dari berbagai daerah. Walaupun begitu, pelajar SMA Negeri 1 Jayapura itu mengatakan bahwa jika satu terkena masalah maka semuanya bisa terkena dampaknya.

"Kalau satu sakit semuanya terpengaruh juga, " ujar pemuda kelahiran Maros, 23 Oktober 2002.

Saksikan juga video menarik berikut ini: 

Tidak PDKT Dengan Orang Lain

Paskibraka 2018 tingkat nasional asal Papua Gideon Soleman Nusi menceritakan tantangan terberatnya saat diklat
Gideon bergoyang sambil memimpin yel-yel para Paskibraka 2018 di sela latihan mereka (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Gideon mengatakan, yang membuatnya cukup lelah adalah ketika harus menggabungkan berbagai cara baris-berbaris dengan rekan-rekannya yang berasal dari berbagai provinsi.

"Jadi dari setiap provinsi tuh harus disamakan, " kata Gideon.

Gideon mengatakan, pergi ke Jakarta membuatnya harus meninggalkan orang yang dia sukai di Papua. Dia sendiri sadar diri agar tidak mencoba mendekati orang lain selama di diklat.

"Ah kalau suka sudah punya di sana," kata Gideon yang bercita-cita masuk militer ini sambil tertawa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya