Liputan6.com, Jakarta Seorang pria Australia memperjuangkan hidupnya setelah terkena sebuah penyakit pasca mengunjungi Bali. Ayah tiga anak itu mengalami Sindrom Guillain-Barre.
Melansir New York Post pada Rabu (5/9/2018), sebelum didiagnosa terkena Sindrom Guillain-Barre, Craig Hardy (52) awalnya mengira dia menderita "Bali Belly" sebuah istilah lain untuk diare yang dialami para wisatawan asing di sana. Pria itu dirawat di rumah sakit sejak Juni.
Baca Juga
Barbie Kumalasari Diminta Produser Erry Wibowo Buka Kantor Law Firm di Bali, Untuk Apa?
Pertemuan Pembelajaran Sebaya Tingkat Nasional 2024 Digelar di Bali, Jadi Wadah Munculkan Gagasan Baru
Top 3 Berita Hari Ini: Gaya Bicara dan Bahasa Inggris Verrell Bramasta di Rapat DPR Soal Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Jadi Sorotan
Hardy kemudian membawa dirinya ke Rumah Sakit Royal Perth, Australia, ketika sadar bahwa gejalanya memburuk. Menurut kakak iparnya kepada news.com.au, Hardy mengalami kelumpuhan selama 15 menit.
Advertisement
"Mereka membawanya langsung ke Unit Gawat Darurat dan malam itu ia lumpuh dari kepala hingga ujung kaki dan dalam keadaan koma yang diinduksi," kata Deborah Hardy.
Sepuluh minggu kemudian, keluarganya diberitahu bahwa Hardy mengalami Sindrom Guillain-Barre. Mereka mengatakan, pria tersebut bisa sedikit menggerakkan kepalanya, namun tidak ada ekspresi di wajahnya dan tidak bisa berbicara. Dia menggunakan sebuah papan dan berkedip untuk mengeja kalimatnya.
"Dia benar-benar sadar dan terbaring di sana tetapi dia tidak dapat bergerak," ujar Deborah.
"Pikirannya seratus persen sempurna, tetapi dia terperangkap, itu seperti dikubur hidup-hidup. Sesekali dia mendapat perasaan tenggelam karena cairan di paru-parunya, yang harus dipompa keluar, tapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa," tambahnya.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
Sindrom Guillain-Barre
Menurut Mayo Clinic, Sindrom Guillain-Barre adalah gangguan langka yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang saraf pasien. Gejala biasanya dimulai dengan kesemutan dan kelemahan pada kaki dan tungkai sebelum menyebar ke atas.
Hal ini membuat gaya berjalan menjadi tidak stabil, rasa sakit yang parah, kesulitan dengan fungsi pencernaan atau kontrol kandung kemih dan kesulitan bernapas.
Walaupun tidak diketahui penyebab pasti penyakit itu, Guillain-Barre sering didahului dengan penyakit menular.
Kelemahan otot bisa berkembang menjadi kelumpuhan. Belum ada obat untuk penyakti ini, namun beberapa perawatan bisa membantu mengurangi gejala dan durasi penyakit. Sementara, beberapa pasien mengalami efek yang cukup lama.
Hardy sendiri diperkirakan memerlukan waktu dua tahun untuk pulih dari penyakitnya.
Advertisement