Duta Gizi NTT, Lugardis Koten : Anak Harus Bawa Bekal Makanan ke Sekolah

Duta Gizi Nusa Tenggara Timur (NTT) Lugardis Koten menerapkan aturan anak didiknya harus membawa bekal ke sekolah. Apa alasannya?

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 06 Sep 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2018, 13:00 WIB
Lugardis Koten
Duta Gizi Nusa Tenggara Timur (NTT) Lugardis Koten mengungkapkan pentingnya anak-anak sarapan dan bawa bekal ke sekolah. (Facebook Lugardis Koten)k

Liputan6.com, Jakarta Duta Gizi Nusa Tenggara Timur (NTT) Lugardis Koten sukses membuat aturan di sekolah tempatnya bertugas, anak-anak harus membawa bekal makanan dari rumah. Sehingga makanan yang dikonsumsi anak-anak lebih terjamin, sehat dan higienis.

Bekal makanan tak perlu mahal, yang paling utama mengandung gizi seimbang. Ada cerita menarik soal bekal yang dibawa anak-anak. Pernah ada siswa yang malu dan enggan makan bekal karena lauknya tampak tidak mengguggah selera.

"Saat sedang makan, ada anak yang justru berlari ke luar kelas dan makan di luar. Dia tidak makan bekalnya," cerita Lugardis saat ditemui di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (5/9/2018). 

"Kemudian, saya tanya, 'Kenapa kamu tidak makan bekal?' Dia jawab, 'Bekalnya nasi dan tempe. Makanannya tidak bagus (tidak sesuai selera anak, terlalu sederhana)'," lanjutnya dalam acara Perluaskan Jangkauan Gerakan Nusantara 2018 untuk Indonesia Timur.

Setelah diusut, siswa tersebut rupanya malu dan iri melihat bekal yang dibawa teman dengan lauk ayam goreng.

Melihat hal itu, Lugardis Koten yang juga Kepala Sekolah SD GMIT No 07 NTT memberikan edukasi kepada sang siswa bahwa tempe itu kaya protein sama seperti tahu. Tempe dan tahu termasuk makanan bergizi.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Ajak siswa lakukan aktivitas fisik

Menyanyi di Pagi Hari
Ketika siswa jenuh, ajak mereka lakukan aktivitas fisik di luar kelas. (Liputan6.com/Mochamad Khadafi)

Demi kelancaran siswa belajar di sekolah, aktivitas fisik di luar kelas perlu dilakukan. Bukan olahraga, melainkan bermain. Tujuannya membuat anak kembali fokus belajar.

"Ketika anak jenuh, guru bisa ajak mereka melakukan aktivitas fisik di luar kelas, di lapangan bisa juga. Harus di luar kelas ya. Karena kalau di dalam kelas kan sempit. Anak melakukan permainan apa saja. Intinya, bermain sambil belajar," Lugardis menambahkan.

Sebuah video di atas podium menampilkan Lugardis sedang memandu siswa-siswa di sekolahnya lakukan aktivitas fisik. Terlihat para siswa melingkar.

Mereka bernyanyi sambil bergoyang. Tawa senyum terlihat dari siswa-siswa berbaju seragam putih-merah tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya