Mabuk Tak Langsung Ambruk, Cek 6 Fase Efek Minuman Beralkohol

Di level terendah, mengonsumsi minuman beralkohol membuat seseorang jadi lebih punya percaya diri, tapi bila berlebihan ada bahaya mengintai.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 19 Sep 2018, 22:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2018, 22:00 WIB
Minuman Beralkohol Vodka
Ilustrasi Foto Minuman Beralkohol (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Mengonsumsi minuman beralkohol bisa memengaruhi otak seseorang. Jika dikonsumsi dalam level rendah bisa membuat riang, kalau berlebihan bisa membuat lemah tak berdaya bahkan meninggal.

Ketika seseorang menenggak minuman beralkohol hal itu akan memengaruhi otak kecil, tengah, batang otak, dan terakhir di medulla oblongata seperti disampaikan dokter Izak Loftus, dari Somerset West.

Berikut, fase-fase efek mengonsumsi minuman beralkohol mula dari keriangan, terhuyung-huyung, hingga pingsan seperti dilansir Health24, Rabu (19/9/2018).

1. Fase riang

Menenggak kurang dari setengah gelas minuman beralkohol sudah bisa menekan lobus frontal yang memengaruhi kontrol diri, keinginan, dan konsentrasi. Ketika bagian otak ini ditekan, membuat seseorang lebih percaya diri, riang, dan berani berbicara termasuk ke orang asing. Hal inilah yang membuat sebagian orang menyebut minuman keras sebagai salah satu 'pelumas sosial'.

Efek ini terjadi bila kandungan alkohol dalam darah sekitar 0.01 gram/100 ml atau minum sekitar setengah gelas alkohol dalam waktu satu jam.

2. Fase meracau

Bila kadar alkohol dalam darah 0,10g/100 ml atau menenggak sekitar dua-tiga gelas per jam. Hal ini akan membuat kemampuan motorik terganggu. Ucapan menjadi tidak jelas. Melakukan gerakan sederhana seperti mengancingkan baju jadi terasa sulit.

Hal ini terjadi karena efek alkohol sudah mencapai lobus parietal. Ini adalah bagian otak yang mengendalikan tekanan, suhu, rasa, sakit dan bahasa.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

Pandangan kabur

Pandangan Kabur setelah Berolahraga
Pandangan Kabur

3. Fase pandangan kabur

Ketika efek alkohol mencapai lobus oksipital yang bertanggung jawab terhadap informasi visual. Kondisi ini biasanya terjadi ketika kadar alkohol daalm darah 0,15 g/100 ml atau sudah menenggak sekitar 4-5 gelas minuman keras dalam waktu satu jam.

Ketika sudah mencapai titik ini, pandangan jadi kabur. Saat mengemudi misalnya, akan sulit bagi orang yang mabuk untuk melihat ada pejalan kaki di sisi samping atau menyebrang. Lalu, bisa juga menabrak truk atau kendaraan lain yang tengah berjalan lambat. Itu sebabnya orang yang di bawah pengaruh minuman alkohol dilarang menyetir. 

4. Fase ambruk

Ketika tingkat alkohol dalam darah 0,2 g/100 ml (minum lebih dari enam gelas miras dalam sejam) seseorang jadi sulit meraih keseimbangan. Berdiri pun jadi sulit.

 

Lemah dan mual

Minuman Beralkohol Vodka
Ilustrasi Foto Minuman Keras Vodka (iStockphoto)

5. Fase lemah dan mual

Konsumsi alkohol dalam jumlah tinggi, dengan kadar dalam darah 0,25g/100 ml akan memengaruhi otak tengah yang mengatur gerakan, pendengaran, dan penglihatan. Sehingga, orang itu akan lemas, lemah, tak mampu berdiri, gelisah, mual. Sebagian besar orang sudah kehilangan kesadaran bila sampai tahap ini.

6. Fase mematikan

Ini fase terakhir yang mematikan. Ketika kadar alkohol dalam darah mencapai 0,4 g/100 ml. Ini adalah kondisi seseorang dalam tahap hidup dan mati.

Paling bahaya jika efek minuman beralkohol mencapai medulla oblongata (bagian otak yang mengatur pernapasan dan aliran darah) karena bisa membuat orang meninggal.Mengingat bahaya dari minuman alkohol, pastikan bijak bila mengonsumsi minuman ini. Jika bisa untuk dihindari.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya