Jerawat Tumbuh di Telinga, Normalkah?

Jika jerawat hadir di telinga, pastikan tidak memencetnya. Perawatan dari dermatolog diperlukan bila jerawat tumbuh di saluran telinga.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 26 Sep 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2018, 08:00 WIB
Telinga (iStockphoto)
Ilustrasi jerawat telinga (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Tak semua orang pernah mengalami jerawat tumbuh di telinga. Kehadiran jerawat di telinga memang tak kelihatan, tapi bisa menyebalkan. Terutama ketika tidak sengaja menggaruk kemudian mengenai jerawat. Rasa perih dan sakit bergabung jadi satu.

Sesungguhnya bukan hal aneh bila ada jerawat tumbuh di telinga. "Telinga memiliki konsentrasi kelenjar minyak yang tinggi, sehingga bukan hal aneh bila jerawat berkembang di sana," kata dermatolog Mount Sinai Hospital, Amerika Serikat, Joshua Zeichner.

Jerawat yang ada di telinga tak berbeda dengan wajah atau punggung. Yakni berupa benjolan dengan ujung warna merah. Bila mengalami hal ini dilarang untuk memencetnya karena bisa memperparah peradangan dan meninggalkan bekas.

"Cara mengatasinya dengan mengoleskan krim jerawat mengandung bahan benzoyl peroxide dan asam salisilat untuk membantu mengeringkan dan mengurangi peradangan,: tutur Zeichner dilansir Women's Health, Selasa (25/9/2018).

Pastikan, mengoleskan krim tersebut di area yang bisa Anda lihat. Jangan oleskan krim jerawat di saluran telinga karena berisiko merusak gendang telinga dan risiko infeksi.

Jika, jerawat berada di dalam saluran telinga dan terasa mengganggu, kata Zeichner, lebih baik ke dokter spesialis kulit untuk mendapat perawatan yang tepat. 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Mencegah

Ilustrasi telinga
Ilustrasi (iStock)

Salah satu cara mencegah jerawat hadir di area telinga yakni dengan rutin membersihkan bagian tersebut. Namun, ingat hanya bagian luar saja ya. Jika ingin menggunakan cotton bud hanya di awal saluran telinga saja, jangan membersihkan terlalu dalam.

Kehadiran jerawat di telinga juga tak cuma terkait kebersihan. Bisa juga karena stres, fluktuasi hormon dan gen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya