Liputan6.com, Jakarta Para pencinta hewan peliharaan harus mengingat bahaya rabies yang bisa menyebabkan kematian. Hal ini disampaikan di Temu Media Blogger Kesehatan 2018 dalam memperingati Hari Rabies Sedunia 2018 yang jatuh pada 28 September lalu.
"Rabies adalah penyakit paling mematikan di dunia dengan tingkat kematian 99,9 persen setelah gejala klinis muncul," ujar Kasubdit Zoonosis Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis (P2TVZ) Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes pada Selasa (2/10).
Baca Juga
Dalam acara bertema “Berbagi Pesan di Media Sosial untuk Manado Bebas Rabies” di Kota Manado, Sulawesi Utara tersebut, diungkapkan bahwa dari 2011 hingga 2017, ada lebih dari 500 ribu kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) yang dilaporkan di Indonesia. Sebanyak 836 kasus positif rabies.
Advertisement
Mengutip rilis di laman sehatnegeriku.kemkes.go.id pada Rabu (3/10/2018), kawasan Asia dan Afrika menjadi kontributor terbesar kasus rabies dan mencapai 95 persen.
Selain itu, Endang mengungkapkan, kematian akibat rabies pada manusia mencapai 100 orang per tahun, yang sebagian besar adalah anak-anak.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Sosialisasi ke Daerah Prevalensi Tinggi
Sementara di dunia, rabies merenggut 55 ribu jiwa manusia per tahunnya. Inilah yang membuat Kemenkes memfokuskan sosialisasi ke daerah-daerah dengan prevalensi tinggi rabies. Beberapa diantaranya adalah Kota Manado dan Kabupaten Minahasa.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Sulut dr. Steven Dandel, MPH mengatakan, sejak 1995, Indonesia tidak pernah dinyatakan bebas rabies.
"Per tahun ditemukan 1.500 terpapar rabies," katanya.
Endang mengatakan, Hari Rabies Sedunia yang diperingati tanggal 28 September harus menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Terutama, mereka yang memiliki hewan peliharaan agar lebih mampu menjaga kesehatan hewan peliharaannya.
Advertisement