Mengapa Sulit Mengakhiri Hubungan, Sekalipun Tak Mampu Lagi Menjalani?

Orang seringkali mempertahankan, bahkan memaksakan sebuah hubungan sekalipun sudah tak bisa dijalani. Mengapa hal itu bisa terjadi?

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Nov 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2018, 14:00 WIB
Anda Belum Move On Jika Masih Melakukan 5 Hal Ini
Ternyata, beberapa tanda di bawah ini menunjukkan Anda belum move on dari mantan pacar, penasaran apa saja? (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Orang sering tidak mengakhiri sebuah hubungan sekalipun dirinya sudah tidak bisa lagi menjalaninya. Padahal, terkadang cara ini adalah sebuah keputusan yang terbaik.

Mengutip Step to Health pada Kamis (1/11/2018), psikolog dan pemenang Nobel Daniel Kahneman membuat konsep yang menjelaskan, mengapa seseorang tidak mengakhiri hubungan sekalipun hal itu tak lagi bekerja.

Menurutnya, ini adalah kesulitan melepaskan sebuah "investasi". Berbagai pemikiran yang telah kita investasikan dalam sebuah hubungan membuat sulit bagi seseorang untuk menyerah.

Selain itu, lingkungan sosial juga merupakan sebuah faktor. Orang terkadang peduli tentang apa yang dikatakan orang lain. Kita terkadang tidak takut untuk gagal, namun takut bagaimana orang lain melihat kita.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

Mendengarkan otak ketimbang hati

Putus cinta dari pacar atau patah hati ditinggal gebetan? Lakukan 4 hal berikut ini.
Putus cinta dari pacar atau patah hati ditinggal gebetan? Lakukan 4 hal berikut ini. (Foto: istockphoto)

Dalam pernikahan misalnya, beberapa pasangan tak mampu mengakhiri hubungan karena keluarga mereka. Terutama anak-anak. Pasangan berpikir jika mereka akan menyakiti sang buah hati.

Karena itu, apabila suara hati sudah mengatakan bahwa hubungan Anda sudah harus diakhiri. Lepaskanlah orang itu. Maafkanlah kesalahannya dan lanjutkan hidup Anda.

Jika Anda tidak tahu cara menangani situasi semacam itu, meminta bantuan adalah hal terbaik yang dapat dilakukan.

Beberapa orang takut mengakhiri hubungan karena takut kehilangan, serta lingkungan sosial mereka. Anda bisa menutupi masalah namun hal itu tidaklah sehat.

Karena itu, dalam beberapa kasus, lebih baik mendengarkan otak daripada hati kita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya