Pertama Kali di Korea Selatan, Balita Dapatkan Jantung Buatan

Prosedur pemasangan jantung buatan pada bayi merupakan yang pertama kali dilakukan di Korea Selatan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Nov 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2018, 09:00 WIB
Jantung Anak (iStockphoto)
Balita ini mendapatkan jantung buatan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Untuk pertama kalinya di Korea Selatan, seorang balita berhasil menerima jantung buatan. Prosedur tersebut berhasil menyelamatkan sang bayi.

Mengutip Korea Times pada Kamis (8/11/2018), balita dua tahun itu mendapat alat bantu ventrikel yang ditanam di Rumah Sakit Yonsei Severance, Seoul pada November. Senin lalu, pihak rumah sakit menyatakan dia telah menjalani masa pemulihan.

Pada 2016, balita laki-laki itu menunjukkan gejala yang tidak biasa. Salah satunya adalah perut bengkak akibat penumpukan cairan. Dokter di rumah sakit mendiagnosis hal tersebut dikarenakan otot jantung yang melemah dan mengeras.

Oleh sebab itu, anak ini membutuhkan alat buatan untuk mendukung ventrikel kiri dan kanannya.

Operasi pencangkokan jantung buatan ini terbilang sangat berani. Hal tersebut karena melibatkan balita dan ditujukan untuk kedua ventrikel. Sebuah hal yang belum pernah dilakukan di negara tersebut. 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

Masih membutuhkan transplantasi jantung sungguhan

Ilustrasi jantung (iStock)
Balita ini mendapatkan jantung buatan (iStockphoto)

Opsi lain yang dianggap lebih baik adalah dengan transplantasi jantung yang sesungguhnya. Namun, dokter kesulitan menemukan donor yang cocok untuk usia anak tersebut. 15 ahli bedah kemudian memutuskan menggunakan jantung buatan.

Operasi ini memakan waktu tujuh jam dan memakan biaya hingga 150 juta won atau sekitar 1,9 miliar rupiah.

Saat ini, anak tersebut sudah pulih dan mampu untuk latihan berjalan. Sayangnya, perangkat tersebut tidak bisa menahannya lebih lama. Dibutuhkan transplantasi jantung sungguhan untuk benar-benar menyelamatkannya.

"Sulit untuk mendapatkan jantung dari bayi yang otaknya sudah mati, tapi kami belum menyerah untuk mencari donor," ujar seorang pejabat rumah sakit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya