Bahaya Sering Terpapar Polusi Udara, Bisa Kena Gangguan Penglihatan

Penelitian menemukan bahwa partikel dalam polusi udara menyebabkan stres oksidatif, dan membuat tekanan mata meningkat

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Nov 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2018, 14:00 WIB
Ilustrasi polusi udara di kota Beijing (AP/NG Han Guan)
Ilustrasi polusi udara di kota Beijing (AP/NG Han Guan)

Liputan6.com, Jakarta Mereka yang rentan secara genetik harus berhati-hati dengan polusi udara. Pasalnya, partikel kecil bernama black carbon atau karbon hitam dan terkandung di dalamnya, berisiko alami gangguan penglihatan yang ditandai dengan kerusakan saraf mata atau glaukoma

Studi yang diterbitkan di JAMA Ophthalmology menemukan, pria dengan usia tua dan memiliki variasi genetik tertentu, membuat mereka sangat rentan terhadap paparan jangka panjang karbon hitam yang ada dalam polusi udara, dan terkait dengan emisi atau produk pembakaran lainnya. Selain itu, mereka juga rentan terhadap stres oksidatif.

"Seringkali, saat kita berpikir tentang glaukoma, kita berpikir tentang faktor risiko seperti usia dan kecenderungan genetik. Kita tidak terpikir tentang lingkungan," kata penulis utama studi ini, Jamaji Nwanaji-Enwerem, kandidat MD/PhD di Harvard Medical School, Boston, Amerika Serikat, dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (9/11/2018).

Para peneliti memutuskan untuk melihat efek partikel-partikel kecil dari karbon hitam yang ada dalam polusi udara, dan memiliki ukuran diameter lebih kecil dari 2,5 mikron. Mereka bisa menembus ke dalam paru-paru hingga aliran darah.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

Terkait dengan Stres Oksidatif

Polusi udara akut melanda ibu kota India, New Delhi (AFP)
Polusi udara akut melanda ibu kota India, New Delhi (AFP)

419 pria usia tua dianalisis di daerah Boston. Mereka telah berpartisipasi sejak 1960 dalam studi penuaan yang dilakukan Departemen Urusan Veteran AS.

Untuk penelitian ini, Nwanaji-Enwerem dan timnya melihat pencemaran terhadap partisipan dengan program pemodelan yang mencakup tingkat karbon hitam. Semua itu dikumpulkan dari 83 laman pemantauan dan data cuaca.

Mereka kemudian menganalisis hasil polusi bersama dengan pembacaan tekanan mata partisipan. Sejumlah faktor kesehatan juga dilihat seperti gaya hidup, berat badan, status merokok, penyakit jantung, tekanan darah, dan diabetes.

Mereka memang tidak menemukan hubungan antara polusi udara dan tekanan mata. Namun, ada beberapa gen tertentu yang membuat mereka rentan terhadap stres oksidatif akibat tingkat polusi udara dan menyebabkan peningkatan tekanan mata.

 

Menyebabkan Kebutaan

20151011-Ilustrasi Kesehatan Mata
Glukoma bisa menyebabkan kebutaan (iStockphoto)

Glukoma sendiri dapat berakibat kebutaan jika tidak ditangani. Kebanyakan terjadi karena tekanan intraokular yang tinggi, atau tekanan cairan tinggi di dalam mata.

"Ketika tekanan mata terlalu tinggi, hal itu menyebabkan kerusakan pada saraf optik, kabel yang menghubungkan mata kita ke otak dan jalur visual," kata dokter mata di New York-Presbyterian / Weill Cornell Medicine di New York, AS yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Dr. Christopher Starr.

"Jika Anda kehilangan sel-sel di saraf itu, Anda kehilangan penglihatan. Biasanya dimulai dengan hilangnya penglihatan perifer dan seiring berjalannya waktu, Anda semakin kehilangan itu."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya