Liputan6.com, Jakarta Seringkali, orangtua menggunakan istilah-istilah aneh untuk menggambarkan konsep seksual pada anak yang belum mengerti. Padahal, cara seperti ini tidaklah dianjurkan untuk edukasi seks pada anak.
Dilansir dari Healthline pada Selasa (1/1/2019), Executive Director dari Rutgers University's Answer Nicole Cushman mengatakan, cara terbaik untuk mengajarkan anak konsep seksual adalah dengan mengajari mereka nama yang benar untuk bagian tubuh.
Baca Juga
Pendidik seks Logan Levkoff mengatakan, orangtua bisa mengajarkan anak-anak tentang kata-kata yang tepat untuk alat kelamin ketika mereka mengganti bajunya.
Advertisement
Selain itu, menggunakan bahasa yang benar untuk bicara seputar bagian tubuh membantu mengurangi stigma seputar seks. Selain itu, anak-anak juga memiliki bekal yang baik ketika dia berbicara dengan orangtua, konselor, atau profesional medis apabila mengalami masalah.
"Ketika anak-anak kecil mengajukan pertanyaan, orangtua bisa menanggapi dengan sangat sederhana tentang pertanyaan yang diajukan," kata Cushman.
Meminta izin
Menurut Cushman, yang tidak boleh adalah panik ketika topik itu muncul dan memberikan sesuatu yang mungkin membingungkan, bahkan membuat marah anak.
Levkoff mengatakan, dalam edukasi seksual, tidak ada waktu yang terlalu dini untuk membicarakan tentang tubuh. Bahkan, dia menyarankan orangtua melakukannya di saat-saat yang paling muda. Tentunya dimulai dengan meminta izin pada sang anak.
Izin diminta agar anak mampu menerjemahkan sebagai permintaan izin untuk tubuhnya, serta menghormati batasan ketika seseorang mengatakan tidak.
Advertisement
Anak rentan mencari ke sumber lain
Baru-baru ini Ketua Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi Azimah mengatakan pada Health Liputan6.com, bahwa penggunaan istilah-istilah aneh untuk menggambarkan alat reproduksi malah membuat anak mencari sendiri ke sumber-sumber yang tidak seharusnya.
"Orangtua yang gagap, yang tidak peka, justru mengalihkan dengan istilah yang membuat anak semakin bingung. Misalnya alat kelamin diistilahkan 'burung', 'dompet', kemudian malah anak mencari di tempat yang lain. Ini yang kami khawatirkan dia akan mencari sesuatu yang pornografi," ujar Azimah di Jakarta beberapa waktu lalu.
Maka dari itu, sekolah dan orangtua harus bisa mempersiapkan anak dengan memberi informasi yang benar tentang organ-organ reproduksinya. Anak juga perlu diberi pendidikan mengenai cara menjaga kesehatan dan mencegah dari hal-hal yang harusnya baru diperoleh setelah menikah.