Liputan6.com, Jakarta Kejadian ini mengharuskan orangtua untuk lebih berhati-hati serta mengetahui tentang alergi yang dimiliki anaknya. Seorang bocah berusia 11 tahun meninggal dunia setelah menghirup bau ikan yang sedang dimasak oleh sang nenek.
Dikutip dari CBS News pada Rabu (9/1/19), anak tersebut Cameron Jean-Pierre meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit di Brooklyn, New York, pada awal tahun ini. Kasus ini dipublikasikan pada 3 Januari 2019 waktu setempat.
Baca Juga
Ayah Cameron, Steven, menceritakan kepada New York Daily News bahwa putranya kesulitan bernapas setelah memasuki rumah neneknya, tempat di mana ikan dimasak. Cameron memang memiliki alergi terhadap makanan laut.
Advertisement
"Kami tahu dia memiliki alergi tetapi biasanya, dia tidak mengalami penyakit separah itu," kata Steven. Selain itu, sang ayah memang selalu menjauhkan ikan dari putranya tersebut.
"Kebetulan mereka sedang memasaknya ketika kami masuk," kata Steven.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Riwayat serangan panik
Di samping itu, Steven juga mengatakan bahwa Cameron memiliki riwayat serangan panik ringan. Dia juga sempat menggunakan nebulizer untuk asma, tapi tidak berhasil. Setelah memanggil 911, sang ayah melakukan CPR, tapi Cameron tetap kehilangan kesadaran.
"Dia memberitahu saya, 'Ayah aku mencintaimu, aku mencintaimu,'" kata Steven. "Dia memberi saya dua ciuman."
Polisi menyatakan, ketika petugas datang, bocah tersebut tidak sadarkan diri dan tidak responsif hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Akibat meninggalnya Cameron sendiri masih diselidiki oleh pihak berwenang.
Â
Advertisement
Alergi akibat menghirup asap ikan
Ketua Pusat Alergi dan Asma di Mayo Clinic Health System di Wisconsin, AS Adela Taylor mengatakan, ada kemungkinan bocah tersebut memiliki reaksi alergi terhadap uap atau asap yang dihasilkan dari memasak makanan laut.
"Protein ikan yang bertanggung jawab atas reaksi alergi sangat stabil saat dimasak," kata Taylor dikutip dari The Washington Post.
"Mungkin saja seseorang yang terpapar uap atau asap, terutama di ruang tertutup, bisa mengalami reaksi alergi."
Profesor pediatri di Icahn School of Mecicine di New York Anna Nowak-Wegryzn mengatakan, reaksi alergi sesungguhnya tidak akan disebabkan hanya dengan mencium alergen, tetapi dengan menghirup partikel yang dilepaskan ke udara saat memasak, mengukus, atau memanggang.
Namun, hal semacam ini biasanya sangat jarang terjadi.
"Anda harus sangat, sangat, sangat alergi," kata Nowak-Wegrzyn.