Kasus DBD Ada di Semua Provinsi di Indonesia, 169 Orang Meninggal

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di semua provinsi di Indonesia.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 04 Feb 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2019, 17:00 WIB
Nyamuk
Dari 415 kabupaten/kota, jelas Anung, sebanyak 395 kabupaten/kota melaporkan kejadian demam berdarah dengue pada periode Januari sampai Minggu, 3 Februari 2019. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di semua provinsi di Indonesia.

"Sampai kemarin (Minggu, 3 Februari 2019) sore, kami menerima laporan dari 34 provinsi bahwa semua provinsi sudah melaporkan adanya demam berdarah," kata Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Anung di Jakarta pada Senin, 4 Februari 2019.

Dari 415 kabupaten/kota, jelas Anung, sebanyak 395 kabupaten/kota melaporkan kejadian demam berdarah dengue

"Jumlah penderita masih di kisaran 8.900-an sekian karena angka ini dinamis."

Selama periode Januari sampai Minggu, 3 Februari 2019, tercatat 169 orang meninggal dunia akibat DBD di semua kabupaten/kota. Angka tertinggi masih 'dipegang' oleh Jawa Timur.

"Jawa Timur masih menduduki jumlah terbanyak, baik kasusnya maupun yang meninggal," kata Anung. Salah satunya Kediri, Jawa Timur.

Kemenkes pun mendapat laporan bahwa Kepala Dinas Provinsi dan Bupati Kediri sudah melihat situasi dan kondisi di lapangan terkait kasus DBD

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

Bersembunyi di pagar rumah

Nyamuk
Jentik nyamuk DBD ada di pagar-pagar rumah warga di Kediri. (iStockphoto)

Anung, mengatakan, ada satu hal menarik yang ditemukan di Kediri, yaitu jentik nyamuk DBD ada di pagar-pagar rumah warga.

"Karena di sebagian rumah desa pagarnya itu menggunakan bambu. Ternyata jentik-jentiknya ada di sana," kata Anung.

Oleh sebab itu, Anung kembali menegaskan pentingnya masyarakat untuk sama-sama melakukan 3M Plus.

"3M plus harus menjadi perhatian semuanya. Untuk semua masyarakat," kata Anung.

Dari laporan itu juga, Kemenkes mengatakan bahwa hampir 90 persen korban DBD anak terjadi pada usia di bawah 15. Komposisi terbanyak adalah anak usia 5 sampai 9.

"Kita membagi di atas 15 tahun dan di bawah 15 tahun. Sampai dengan kemarin, hampir 90 persen terjadi pada anak di bawah 15 tahun. Yang komposisi terbanyak anak usia 5 sampai 9," kata Anung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya