Angka Bunuh Diri Menurun Sejak 1990

Penelitian terbaru memperlihatkan bahwa angka bunuh diri menurun sepertiga dalam tiga dekade terakhir

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Feb 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2019, 17:00 WIB
Bunuh Diri
Ilustrasi Foto Bunuh Diri (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Angka bunuh diri di dunia turun hingga sepertiga sejak 1990. Temuan ini diungkap dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal BMJ terbaru.

Mengutip Guardian pada Kamis (7/2/2019), peneliti memperkirakan setidaknya 817 ribu orang bunuh diri di 2016, meningkat 6,7 persen sejak 1990. Namun, ketika populasi dunia tumbuh dalam tiga dekade terakhir, tim dari Global Burden of Disease menemukan bahwa tingkat bunuh diri yang disesuaikan dengan usia dan ukuran populasi, turun dari 16,6 menjadi 11,2 kematian per 100 ribu orang. Turun hingga 32,7 persen.

"Bunuh diri dianggap sebagai penyebab kematian yang dapat dicegah dan penelitian ini menunjukkan bahwa kita harus melanjutkan upaya menuju pencegahan bunuh diri," ujar ilmuwan dari Public Health Agency of Canada yang juga kolaborator penelitian ini, Heather Orpana.

Walaupun secara keseluruhan ada tren penurunan, para peneliti memperingatkan bahwa di beberapa kawasan di dunia, bunuh diri masih menjadi penyebab utama hilangnya nyawa selama bertahun-tahun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video menarik berikut ini:


Angka bunuh diri pada pria lebih tinggi

Bunuh Diri
Ilustrasi Foto Bunuh Diri (iStockphoto)

Mengutip CNN, secara jenis kelamin, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pria, orang dewasa yang lebih muda, serta orang dewasa dengan usia lebih tua memiliki tingkat bunuh diri yang lebih tinggi ketimbang perempuan dan paruh baya. Laporan terbaru menemukan, tingkat bunuh diri pria lebih tinggi daripada wanita di banyak wilayah, negara, serta kelompok usia, kecuali 15 sampai 19.

"Dalam kelompok usia ini, wanita secara konsisten memiliki tingkat kematian akibat bunuh diri yang lebih tinggi," ujar pimpinan peneliti Dr. Mohsen Naghavi dari Institute for Health Metrics and Evaluation University of Washington, Seattle, Amerika Serikat.

Di seluruh dunia, angka bunuh diri terjadi pada sekitar 16 kematian per 100 ribu pria dan 7 kematian per 100 ribu wanita di 2016. Selain itu, tingkat penurunan angka bunuh diri wanita di seluruh dunia juga mencapai 49 persen, dibandingkan pria yang mencapai hampir 24 persen selama periode penelitian.

 


Angka bunuh diri di berbagai wilayah

Bunuh Diri
Ilustrasi Foto Bunuh Diri (iStockphoto)

Selain itu, penulis menemukan bahwa penyebab kematian akibat bunuh diri bervariasi berdasarkan wilayah.

"Di sebagian besar dunia, kematian bunuh diri lebih tinggi di antara pria daripada wanita, meskipun rasio ini jauh lebih rendah untuk negara-negara di sabuk yang membentang dari India selatan ke Tiongkok, termasuk beberapa pulau di laut Pasifik," tulis mereka.

Di 2016, di antara negara-negara dengan populasi lebih dari satu juta, angka kematian akibat bunuh diri tertinggi berada di Lesotho (39 kematian per 100 ribu), Lithuania (31 per 100 ribu), Rusia (di bawah 31 per 100 ribu), dan Zimbabwe (hampir 28 ribu per 100 ribu).

Sementara, untuk tingkat kematian paling rendah berada di Lebanon (sekitar 2 kematian per 100 ribu), Suriah (2,5 per 100 ribu), Gaza dan Tepi Barat, serta Kuwait (2,7 per 100 ribu), dan Jamaika (2,9 per 100 ribu).

Para penulis juga mencatat bahwa di banyak wilayah dan negara, angka bunuh diri meningkat di antara orang-orang dengan status sosial dan ekonomi yang lebih rendah. Di negara-negara Barat, ada hubungan kuat antara kesehatan mental dengan bunuh diri.

"Namun di Asia, hubungan ini jauh kurang jelas."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya