Penyakit Anemia, Penyebab dan Cara Mencegahnya yang Perlu Kamu Ketahui

Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang memberikan warna merah pada darah.

oleh Nisa Mutia Sari diperbarui 08 Mar 2019, 15:20 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2019, 15:20 WIB
Ilustrasi anemia (iStock)
Ilustrasi anemia (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Anemia adalah penyakit yang tergolong sering ditemui pada masyarakat Indonesia. Penyakit anemia merupakan suatu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah atau eritrosit atau hemoglobin.

Hemoglobin sendiri adalah protein kaya zat besi yang memberikan warna merah pada darah dan berfungsi membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan mengangkut karbon dioksida dari seluruh bagian tubuh ke paru-paru agar dapat dikeluarkan dari tubuh.

Ya, untuk memproduksi hemoglobin dan sel darah merah, tubuh membutuhkan zat besi, vitamin B12, asam folat, dan berbagai zat gizi lainnya dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Nah, penyakit anemia akan terjadi apabila kamu tidak memiliki sel darah merah dalam jumlah yang cukup.

Penyakit anemia sendiri terbagi menjadi beberapa jenis dan masing-masing memiliki penyebab yang berbeda-beda. Anemia dapat terjadi sementara atau dapat menetap selama jangka waktu yang panjang, dan memiliki derajat keparahan yang bervariasi dari ringan hingga berat.

Pada penyakit anemia, sel-sel tubuh menjadi kekurangan oksigen. Akibatnya muncul gejala berupa lemas, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, pucat, berdebar-debar, dan sakit kepala. Ya, jika penyakit anemia tidak ditangani dengan baik, ataupun anemia yang berat, dapat berakibat pada kerusakan organ tubuh sampai dengan kematian.

Penanganan dari penyakit anemia ini juga bervariasi, mulai dari konsumsi suplemen hingga menjalani prosedur medis tertentu. Berdasarkan penyebabnya, anemia dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut telah Liputan6.com kutip dari Klikdokter, Jum’at (8/3/2019).

Jenis Penyakit Anemia dan Penyebabnya

- Anemia karena Pendarahan

Saat tubuh mengalami banyak pendarahan, maka tubuh akan semakin banyak kehilangan sel darah merah. Kondisi ini bisa disebabkan pada wanita dengan menstruasi yang berkepanjangan, kecelakaan, operasi, pendarahan saluran cerna, dan lain sebagainya.

- Anemia Defisiensi Besi

Penyakit anemia ini paling sering terjadi. Ya, anemia defisiensi besi disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, karena substansi ini berperan penting dalam pembentukan hemoglobin.

- Anemia Megalobiastik

Ini merupakan anemia yang disebabkan oleh kurangnya asupan asam folat atau vitamin B12.

- Anemia Hemolitik

Penyakit anemia jenis ini terjadi akibat sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada pembentukannya di sumsum tulang. Contohnya saja pada penyakit sickle cell, talesmia, atau glucose-6 phosphate dehydrogenase deficiency.

- Anemia Asplastik

Anemia jenis ini merupakan kondisi yang mengancam nyawa. Anemia aplastic terjadi karena tubuh tidak mampu memproduksi cukup sel darah merah. Penyebab anemia jenis ini adalah infeksi, paparan zat kimia beracun, penyakit autoimun, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

- Anemia Penyakit Kronik

Pada penderita kanker, HIV/AIDS, penyakit ginjal kronik, rheumatoid arthritis (RA), dan penyakit Chron dapat menyebabkan anemia jenis ini.

Nah, setiap jenis kanker tersebut maka cara penangannya pun bergantung dari penyebabnya. Bisa mulai dari memperbaiki asupan nutrisi, pemberian suplemen, transfuse darah, obat-obatan, sampai dengan tindakan operasi.

Kamu perlu konsultasikan dengan dokter bila berisiko terkena penyakit anemia atau mengalami gejala anemia. Dokter akan menentukan terapi yang tepat sesuai dengan latar belakang anemia yang kamu alami.

Gejala Penyakit Anemia

Ilustrasi Kepala Pusing (iStockphoto)
Pusing itu Bukan Penyakit tapi gejala (Ilustrasi/iStockphoto)

Tanda dan gejala dari anemia dapat bervariasi, bergantung dari penyebab anemia tersebut. Namun, beberapa tanda dan gejala yang dapat diamati pada penyakit anemia seperti:

- Rasa lelah.

- Kelemahan.

- Kulit yang pucat atau kekuningan.

- Danyut jantung yang tidak regular.

- Sesak napas.

- Rasa pusing.

- Nyeri dada.

- Tangan dan kaki terasa dingin.

- Nyeri kepala.

Ya, di awal menderita penyakit anemia dapat sangat ringan dan tidak menunjukkan tanda atau gejala. Namun, seiring dengan bertambahnya derajat keparahan dari anemia, tanda dan gejalanya akan makin tampak.

 

Cara Mencegah Agar Terhindar dari Penyakit Anemia

Mengutip dari Klikdokter, sebagain jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, untuk sebagian jenis lainnya, ada beberapa strategi pencegahan yang dapat diterapkan seperti:

- Mengonsumsi diet yang kaya vitamin dan mineral

Pencegahan ini bisa diterapkan pada jenis anemia defisiensi besi dan anemia defisiensi vitamin dapat menghindarinya dengan mengonsumsi diet yang mencakup berbagai vitamin dan zat besi, termasuk zat besi (daging, kacang-kacangan, sereal yang difortifikasi zat besi, dan sayuran hijau).

Asam folat (buah-buahan, jus buah, sayuran hijau, kacang polong, kacang-kacangan, serta produk gandum seperti roti, sereal, pasta, dan nasi), vitamin B12 (daging, produk susu, sereal yang difortifikasi, dan produk kedelai), dan vitamin C (buah sitrus, brokoli, tomat, melon, dan stroberi).

- Mempertimbangkan konseling genetik

Kalau kamu memiliki riwayat keluarga dengan penyakit anemia yang diturunkan, seperti anemia sel sabit atau talasemia, mendiskusikan risiko untuk memgalami dan menurunkan kondisi tersebut dengan dokter atau konselor genetik dapat merupakan salah satu pilihan.

- Menghindari tertular malaria

Penyakit anemia menjadi dalah satu komplikasi dari malaria. Seseorang yang berencana untuk bepergian ke area di mana malaria sering terjadi, disarankan untuk berdiskusi dengan dokter terkait perlunya konsumsi obat-obatan preventif dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk membatasi paparan terhadap nyamuk.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya