Gejala Masuk Angin dan Bahaya yang Timbul Jika Disepelekan

Gejala masuk angin tidak hilang dalam dua atau tiga hari harus segera ke dokter.

oleh Yunisda Dwi Saputri diperbarui 12 Mar 2019, 13:40 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2019, 13:40 WIB
Gejala Masuk Angin
Gejala Masuk Angin (Sumber: Istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti pernah mengalami masuk angin. Meski tidak ada istilah medis khusus untuk masuk angin, nampaknya masyarakat Indonesia sudah terbiasa menyebut penyakit ini karena identik dengan perut kembung.

Selain perut kembung, masuk angin juga menyebabkan tubuh terasa lemas bahkan menjalar hingga gangguan pencernaan. Karena saking seringnya, hampir semua orang menganggap segala hal yang berhubungan tubuh lemas dan gangguan pencernaan sebagai masuk angin. Bagi masyarakat barat, gejala-gejala tersebut dinamai dengan chronic fatigue syndrome.

Biasanya, orang-orang zaman dahulu percaya bahwa masuk angin dapat disembuhkan dengan kerikan. Kerikan sendiri adalah metode mengerik punggung dengan menggunakan alat tumpul seperti koin. Ketika kulit punggung dikerik, kulit akan berubah warna merah sebagai tanda bahwa tubuh positif terkena masuk angin.

Secara umum, masuk angin dapat didefinisikan sebagai kumpulan kondisi tidak enak badan yang dialami seseorang. Bisa juga disebabkan oleh suhu udara yang ekstrim atau kondisi imun tubuh yang pada dasarnya sedang lemah.

Selengkapnya, berikut adalah gejala masuk angin yang kerap dialami masyarakat Indonesia, seperti yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (12/3/2019).

Gejala Masuk Angin Secara Umum

Gejala Masuk Angin Secara Umum

1. Kedinginan

2. Sakit kepala

3. Nyeri otot

4. Merasa lemas

5. Hilang nafsu makan

6. Gangguan pencernaan

7. Perut kembung

8. Sering buang angin

Gejala Masuk Angin Pada Anak

Masuk angin bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Anak-anak yang terkena penyakit ini biasanya menjadi rewel karena merasa tidak enak badan. Nafsu makan mereka akan menurun disertai dengan panas dingin sebagai akibat dari turunnya sistem imun tubuh.

Selain dilakukan kerikan, gejala masuk angin juga bisa dihilangkan dengan konsumsi obat yang dianjurkan apotek. Masuk angin sebaiknya tidak dianggap terlalu serius dengan membawa penderitanya ke dokter. Pasalnya, virus dalam tubuh lama kelamaan akan kebal jika selalu bergantung pada obat dokter.

Penyebab Masuk Angin

Lalu, sebenarnya apa yang jadi penyebab seseorang terserang masuk angin? Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini penyebab masuk angin yang banyak terjadi di Indonesia, Selasa (12/3/2019).

1. Tubuh lemah

Kondisi imun tubuh yang menurun membuat banyak virus dan juga bakteri masuk ke dalam tubuh dengan mudah. Alhasil, tubuh yang lemah akan menjalar ke penyakit lain seperti sakit kepala, demam, perut kembung, dan yang lainnya.

2. Cuaca ekstrem

Perubahan cuaca yang cukup ekstrim dapat menjadi salah satu penyebab masuk angin. Misalnya saat pancaroba, tubuh yang sudah terbiasa dengan hawa panas tiba-tiba harus menghadapi angin kencang ataupun hujan yang tidak terduga datangnya.

3. Kurang tidur dan istirahat

Kebiasaan sehari-sehari yang berubah secara spontan seperti kurang tidur dan istirahat dapat membuat seseorang terserang masuk angin. Kurang tidur berakibat pada kurangnya waktu istirahat seseorang sehingga daya tahan tubuh menurun.

Cara Mencegah Masuk Angin

Untuk terhindar dari penyakit yang tidak mengenakkan ini, cegah masuk angin dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Gunakan pakaian hangat ketika cuaca sedang ekstrem

2. Kurangi minum air dingin

3. Konsumsi makanan bergizi

4. Perbanyak minum air putih

5. Rajin berolahraga

6. Tidur yang cukup

7. Makan secukupnya

8. Konsumsi vitamin

9. Istirahat yang cukup

Bahaya yang Ditimbulkan Masuk Angin

Lazimnya orang yang mengalami masuk angin akan membaik seiring dengan daya tahan tubuh yang meningkat. Namun, bila gejala masuk angin tidak hilang dalam dua atau tiga hari, meski sudah mencoba mengkonsumsi obat, dikhawatirkan sebagai sinyal penyakit lain yang lebih parah seperti typhus dan demam berdarah dengue (DBD).

Gejala typhus dan demam berdarah dengue (DBD) terkadang disepelekan karena terlihat seperti gejala masuk angin. Padahal, jika tidak dilakukan penanganan khusus, dua penyakit tersebut dapat berujung kepada kematian.

Typhus dan demam berdarah dengue (DBD) sendiri memiliki gejala yang sama berupa demam. Dalam beberapa kasus, demam yang turun menjadi tanda puncak seseorang terkena demam berdarah. Oleh karena itu, orang-orang dianjurkan melakukan tes darah untuk mengetahui apakah gejala yang diderita hanyalah masuk angin atau justru penyakit yang lebih parah.

Terlebih lagi jika gejala masuk angin yang disepelekan justru merupakan gejala angin duduk. Pasalnya, gejala ini bisa jadi pertanda seseorang terkena serangan jantung koroner. Angin duduk sering dikaitkan dengan masuk angin yang tergolong tidak biasa. Tak lain karena orang yang terkena angin duduk bisa meninggal secara tiba-tiba apabila terlambat mendapat pertolongan.

Sebenarnya angin duduk merupakan pertanda dari serangan jantung. Sebab, orang yang terkena angin duduk akan merasa nyeri di bagian dada disertai dengan sesak napas saat berdiri atau telentang. Dan akan merasa baik ketika pasien duduk.

Perlu diwaspadai ketika gejala-gejala serangan jantung yang disangka angin duduk itu disertai dengan keluarnya keringat yang banyak, penderita harus cepat-cepat dibawa ke dokter agar bisa diberikan penanganan medis yang terpercaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya