Ada 2 Tipe Glaukoma, Apa Perbedaannya?

Glaukoma tidak seperti katarak yang bisa disembuhkan. Ada dua tipe kondisi mata tersebut.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Mar 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2019, 13:00 WIB
Ilustrasi gejala hipertensi mata buram
Glaukoma bisa menyebabkan kebutaan permanen (Sumber: Istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sekalipun belum menjadi penyebab kebutaan terbesar di dunia, tapi glaukoma tetap saja sangat berbahaya. Terlebih lagi, kebutaan akibat kondisi ini tidak bisa disembuhkan seperti katarak.

Glaukoma sendiri ada dua jenis; primer dan sekunder. Yang membedakan antara keduanya adalah penyebab dari masalah mata tersebut.

Pada jenis yang primer, penyebabnya tidak diketahui. Namun diduga, faktor genetik memiliki peran di dalamnya. Sementara, glaukoma sekunder memiliki penyebab yang jelas. Entah karena efek samping obat atau akibat trauma dan penyakit lainnya.

Staf pengajar divisi pelayanan glaukoma di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Departemen Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kirana, Dr Astrianda Suryono, mengatakan, secara global glaukoma primer adalah yang paling banyak dialami orang-orang. Dari jenis tersebut, ada dua tipe glaukoma yaitu sudut tertutup dan sudut terbuka.

Tria mengatakan kepada Health Liputan6.com, glaukoma sudut terbuka bisa menyebabkan kejadian yang kronis dan tanpa gejala. Sehingga, pasien bisa buta secara tiba-tiba.

"Karena dia berjalannya kronis, tanpa gejala, dan pasien tidak merasakan apa-apa tiba-tiba pasien buta. Padahal perjalanannya kronis dan perlahan-lahan," kata Tria dihubungi pada Rabu (13/3/2019).

Tria mengatakan, dalam glaukoma sudut terbuka, penglihatan hilang biasanya hilang dari pinggir. Penglihatan bagian tengah biasanya akan hilang di tahap akhir dari glaukoma jenis ini.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Perbedaan tipe glaukoma

20151011-Ilustrasi Kesehatan Mata
Glaukoma bisa menyebabkan kebutaan permanen (Sumber: Istockphoto)

Di sisi lain, glaukoma sudut tertutup biasanya tidak mendadak. Tria mengatakan ada gejala-gejala seperti rasa sakit dan mata merah yang menyertainya. Sekalipun, di beberapa kasus tetap ada penglihatan yang hilang secara tiba-tiba.

"Itu perbedaan mendasar untuk pasien. Tapi kalau secara teori, tekanan bola mata tinggi yang berbeda. Pada sudut terbuka tekanannya tinggi karena saluran keluarnya yang berupa anyaman terjadi resisten. Sehingga, keluarnya air dalam bola mata menjadi tidak lancar. Kalau yang sudut tertutup sama, air tidak lancar tetapi karena sudut bilik mata depannya tertutup. Jadi yang membedakan hanya rutenya saja," tambah Tria.

"Jadi kalau sudut tertutup, 'pintu' nya tertutup. Tapi kalau yang terbuka, pintunya terbuka tetapi jalanan di belakangnya banyak hambatan. Itu efeknya ke terapinya. Kalau yang sudut terbuka mungkin masih bisa diatasi dengan obat, yang sudut tertutup perlu bedah."

Walaupun tidak ada perbedaan dari sisi orang yang melihat, Tria mengatakan pengalaman yang dialami bisa berbeda. Pada orang dengan glukoma sudut tertutup bisa mengalami perasaan sakit. Untuk mengetahuinya pun, hanya dokter ahli yang bisa memeriksanya.

Untuk glaukoma sekunder sendiri, Tria menjelaskan bahwa kondisi itu sama seperti glukoma primer. Ada sudut terbuka dan tertutup yang bisa terjadi. Namun, penyebabnya bisa diketahui, misalnya komplikasi akibat diabetes.

"Itu bisa sudut tertutup. Karena diabetes ini menyebabkan pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah abnormal di tempat-tempat yang menyebabkan penutupan sehingga tekanannya naik," kata Tria.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya