Liputan6.com, Jakarta Glaukoma menjadi penyebab kebutaan terbesar kedua di dunia setelah katarak. Namun, kebutaan akibat kondisi ini tidak bisa disembuhkan seperti pada mereka yang terkena katarak.
WebMD menyatakan bahwa glaukoma merupakan kondisi yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik mata dan bertambah buruk seiring berjalannya waktu. Hal ini sering dikaitkan dengan penumpukan tekanan di mata.
Baca Juga
Jika kerusakan terus berlanjut, penglihatan bisa hilang secara permanen. Tanpa adanya pengobatan, glaukoma bisa menyebabkan kebutaan total hanya dalam beberapa tahun saja.
Advertisement
Staf pengajar divisi pelayanan glaukoma di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Departemen Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kirana, dr Astrianda Suryono mengungkapkan bahwa secara umum, ada dua jenis glaukoma yaitu primer dan sekunder. Glaukoma primer penyebabnya tidak diketahui, namun kemungkinan terkait dengan genetik sementara yang sekunder memiliki penyebab yang jelas.
Tria mengatakan, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena glaukoma baik primer maupun genetik. Kepada Health Liputan6.com, Tria mengungkap beberapa faktor risiko tersebut.
1. Genetik
Faktor genetik memiliki peran dalam glaukoma primer. Tria mengatakan jika ada keluarga yang pernah buta karena glaukoma, ada kemungkinan mereka mewariskan gen tersebut pada keturunannya.
"Keturunannya mesti hati-hati," kata Tria pada Rabu (13/3/2019).
Simak juga video menarik berikut ini:
Faktor risiko lain penyebab glaukoma
2. Usia
Pada glaukoma primer, faktor usia juga menyebabkan hal tersebut. Maka dari itu, Tria menyarankan masyarakat untuk melakukan skrining atau pemeriksaan glaukoma secara teratur. Khususnya, jika sudah memasuki usia 60-an.
"Literatur terbaru mengatakan bahwa sebaiknya dari usia 40 sudah diskrining apabila keluarganya ada yang terkena glaukoma."
3. Pemakaian kacamata
Tria mengatakan, mereka yang memiliki kondisi mata miopi atau hipermetropi tinggi diminta untuk berhati-hati. Apalagi jika dia sudah menggunakan kacamata yang ukurannya sangat tinggi.
4. Penyakit gula
Tria mengatakan, penyakit akibat gula seperti diabetes sebenarnya bukan faktor risiko. Namun lebih tepat dikatakan sebagai faktor pemberat.
"Kalau dia punya diabetes, bersama dengan faktor risiko yang lain, risikonya jadi lebih tinggi," kata Tria menjelaskan.
5. Obat-obatan tertentu
Penggunaan obat-obatan tertentu juga dianggap bisa menambah faktor risiko terkena glaukoma. Khususnya glaukoma sekunder. Selain itu, trauma tertentu juga bisa meningkatkan risiko terkena kondisi mata tersebut.
Advertisement