Penyakit Kelenjar Getah Bening, Penyebab, dan Cara Mengobatinya dengan Radiasi Hingga Kemoterapi

Penyakit kelenjar getah bening disebut juga sebagai limfoma.

oleh Nisa Mutia Sari diperbarui 14 Mar 2019, 13:45 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2019, 13:45 WIB
Penyakit Kelenjar Getah Bening
(Sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat ditakuti oleh masyarakat. Perlunya mengenali gejala munculnya kanker sangatlah penting, agar cepat mendapat diagnosis oleh dokter. Tak jarang juga, dari penyakit kanker ini memiliki hari khusus untuk memperingati penyakit kanker.

Dengan adanya hari peringatan khusus itu, bertujuan sebagai untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penyakit kanker. Karena tak jarang, masyarakat masih abai dalam penyakit kanker.

Salah satu penyakit kanker yang perkembangan jumlah kasusnya terus meningkat adalah penyakit kelenjar getah bening. Walaupun kasusnya masih tergolong rendah, namun menurut data dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan penyakit kanker lainnya, jumlah kasus limfoma sebenarnya memang masih tergolong rendah. Namun pada perkembangannya jumlah kasus limfoma terus meningkat dengan cepat setiap tahunnya.

Semakin meningkatnya perkembangan penyakit ini, kepedulian masyarakat terhadap tanda atau gejala penyakit limfoma masih sangat kurang. Dijelaskan juga bahwa, kalau saja kepedulian masyarakat meningkat, maka dapat memberikan dukungan dan semangat lebih besar bagi para pasien dan keluarganya. Sehingga mereka bisa mendapatkan penanganan segera dari dokter spesialis hematologi onkologi medik, serta mendapatkan informasi terbaru mengenai limfoma.

Untuk lebih lanjut membahas tentang penyakit kelenjar getah bening ini, Liputan6.com, Kamis (14/3/2019) telah menyiapkan penjelasan seputar penyakit tersebut. Telah dirangkum dari berbagai sumber, ini pengenalan tentang penyakit kelenjar getah bening hingga cara mengobatinya yang perlu Anda ketahui.

Mengenal Penyakit Kelenjar Getah Bening

Sebenarnya apa itu limfoma? Berdasarkan penjelasan dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik, yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening.

Limfoma disebabkan oleh sel-sel limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang dalam keadaan normal atau sehat menjaga daya tahan tubuh Anda untuk menangkal infeksi bakteri, jamur, parasite dan virus, menjadi abnormal dengan membelah lebih cepat dari sel biasa atau hidup lebih lama dari biasanya.

Sistem limfatik sendiri merupakan jaringan pembuluh dengan katup dan kelenjar di tempat-tempat tertentu yang mengedarkan cairan getah bening melalui kontraksi otot yang berdekatan dengan kelenjar. Kelenjar getah bening menyaring benda asing dari getah bening dan juga mengangkut lemak yang diserap dari usus halus ke hati.

Gejala Penyakit Kelenjar Getah Bening

Penyakit Kelenjar Getah Bening
Penyakit Kelenjar Getah Bening

Mengutip dari kanal Klikdokter, dikatakan bahwa kelenjar getah bening merupakan salah satu organ di tubuh yang berperan untuk menjaga imunitas atau daya tahan tubuh. Pada tubuh manusia, terdapat ratusan kelenjar getah bening yang tersebar dari kepala hingga kaki.

Nah, gejala penyakit kelenjar getah beining ini bisa bermacam-macam. Hal ini tergantung pada area atau lokasi kelenjar getah bening yang mengalami kanker.

Secara umum, gejala kanker kelenjar getah bening yang bisa Anda kenali seperti:

- Demam naik dan turun secara berkepanjangan

- Keringat yang berlebihan di malam hari

- Penurunan berat badan yang drastis

Area kelenjar getah bening yang sering menjadi lokasi dimulainya kanker adalah kelenjar yang terdapat di leher. Biasanya gejalanya berupa timbul benjolan di leher yang makin lama makin membesar.

Benjolan ini biasanya tidak menimbulkan nyeri, sehingga sering kali penderita mengabaikan gejala tersebut. Hal ini yang menyebabkan pengobatannya terlambat dan keberhasilan pengobatan menjadi lebih rendah.

Tak hanya di leher, kelenjar getah bening di paru juga menjadi salah satu lokasi yang sering dipilih kanker untuk berkembang biak. Pada gejala ini, menimbulkan batuk kronik atau sesak napas yang semakin lama semakin progresif.

Pada penyakit kelanjar getah bening yang berada di paru menyebabkan penumpukan cairan di rongga paru. Kondisi ini bisa menyebabkan sesak napas yang berat, bahkan dapat menimbulkan kematian jika tak segera diatasi.

Selain di leher dan di paru, umumnya penyakit kelenjar getah bening akan menyebar ke rongga perut, yaitu ke organ hati atau limpa. Pada gejalanya di perut biasanya berupa perut yang makin membesar karena terisi cairan, terasa begah, diare, dan lemas.

Penyebab Penyakit Kelenjar Getah Bening

Penyakit kelenjar getah bening ini terdiri dari dua jenis yang utama, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Gejala dari keduany aserupa, yaitu adanya pembesaran kelenjar getah bening berupa benjolan di bawah kulit, demam yang berkepanjangan, banyak keringat di malam hari, penurunan berat badan, atau mudah mengalamai infeksi.

Yang menjadi pembeda dari jenis keduanya adalah jenis sel di dalam kelenjar getah bening yang menjadi ganas. Perlu dilakukannya biopsi untuk melihat jenis limfoma yang dialami, untuk melihat sel apa yang muncul. Pasalnya kedua jenis penyakit kelenjar getah bening ini disebabkan oleh hal yang berbeda.

Di antara kedua jenis penyakit kelenjar getah bening tersebut, limfoma non-Hodgkin adalah jenis kanker yang lebih sering terjadi. Studi telah menemukan bahwa jenis limfoma ini terjadi karena adanya mutasi gen yang dikenal dengan nama onkogen BCL-2. Namun hingga saat ini masih belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang bisa mengalami mutasi gen tersebut.

Selain penyebab mutasi gen, limfoma non-Hodgkin lebih rentan terjadi pada orang-orang yang mengalamii gangguan kekebalan tubuh seperti:

- Daya tahan tubuh yang rendah misalnya penderita HIV, orang yang baru saja menjalani transplantasi organ, atau orang yang harus mengonsumsi obat jenis imunnosupresan.

- Penderita penyakit autoimun.

- Orang yang mengalami infeksi kronis seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori yang menyebabkan gejala infeksi hepatitis C.

Sedangkan untuk limfoma Hodgkin disebabkan oleh hal yang agak berbeda. Penyebab utama dari jenis ini adalah infeksi virus Epstein-Barr yang menyebabkan penyakit bernama mononucleosis infeksiosa. Penyakit ini biasanya menular dari air liur dan menyebabkan gejala berupa demam, sakit tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, dan kemerahan di kulit.

Studi menemukan bahwa orang yang pernah mengalami infeksi virus Epstein-Barr lebih rentang mengalami limfoma Hodgkin dibandingkan dengan orang yang tak pernah terinfeksi virus tersebut. Selain itu, oenyakit kelenjar bening jenis ini juga lebih rentang terjadi pada orang yang memiliki saudara atau teman dekat dengan riwayat lomfoma Hodgkin atau riwayat infeksi virus Epstein-Barr.

Namun tak menutup kemungkinan saat Anda mengalami daya tahan tubuh lemah seperti pada jenis penyakit kelenjar getah bening sebelumnya, juga bisa rentan mengalami jenis limfoma ini.

Cara Mengobati Penyakit Kelenjar Getah Bening

Untuk mengobati penyakit kelenjar getah bening, tergantung pada jenis yang dialami (limfoma Hodgkin atau non-Hodgkin). Namun secara umum, pengobatannya melibatkan hingga tindakan kemoterapi dan radiasi.

Pada kemoterapi biasanya dijalani sebanyak 6 – 8 siklus. Sementara untuk penanganan radiasi, dilakukan pada area kelenjar getah bening yang berubah menjadi ganas. Jika pengobatan dilakukan pada stadium 1 dan 2, maka angka kesembuhannya sangat besar.

Agar Anda terhindar dari bahaya penyakit kelenjar getah bening ini, Anda perlu mengenali gejalanya dan jangan pernah mengganggapnya remeh. Kalau Anda sudah merasakan gejala-gejalanya, segera temui dokter dan lakukan pemeriksaan sebelum terlambat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya